Farhana berjalan dengan sedikit terseok-seok. Sesekali, ia meringis menahan sakit di kedua kakinya yang dipukul Fakhri kemarin. Hana berhenti sejenak ketika tiba di ujung lorong sekolah. Menyeka keringat dengan lengan bajunya.
Kedua matanya memerah dan berkaca. Farhana mencoba untuk mengedip-ngedipkannya agar tidak sampai tumpah.
"Jangan menangis, Hana. Ayo, Hana, kamu kuat," monolog gadis belia itu, mencoba untuk menyemangati dirinya.
Farhana melanjutkan langkahnya sambil berpegangan dinding, untuk menahan Bobot tubuhnya agar tidak sampai tumbang. Faz yang tampak hendak ke kelas bersiap mengajar, melihat Hana sambil memicingkan matanya.
"Itu kan Hana. Kenapa dia berjalan seperti itu? Apa dia sakit?" tanyanya penasaran.
Pemuda berparas tampan itu pun melangkah mendekat ke arah Hana yang masih tertatih melangkah.
"Farhana, kamu kenapa? Kok jalannya seperti itu, apa kamu sakit?" tanya Faz penasaran.
"Ka--Kak Fazwan," ucap Hana dengan gugup.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Faz kembali.
Hana menghentikan langkah dan menghela napas kasar. Menunduk seperti biasa, mengalihkan pandangan dari Faz.
"Hana," panggil Fazwan lembut.
"I--iya, aku baik-baik saja," ucap Hana kembali dengan gugup.
"Kenapa berjalan seperti itu?" Faz mengulangi pertanyaannya.
"Oh, ini. Kaki aku sedikit sakit, tadi tidak sengaja terjatuh karena terburu-buru," bohong Hana yang tak ingin Fazwan mengetahui yang sebenarnya.
Pria itu menautkan kedua alisnya, ia tak lantas percaya begitu saja dengan ucapan Farhana yang tampak gugup dan kentara sekali berbohong.
"Benarkah?" tanya Faz curiga.
"I--iya, Kak. Maaf, aku harus ke kelas sekarang," pamit Hana yang tidak ingin berlama-lama dekat Fazwan.
"Sepertinya luka kamu serius. Ikut aku ke ruang kesehatan. Biar aku obati lukamu," pinta Fazwan seraya meraih sebelah tangan Hana.
"Emm, tidak usah, Kak. Biar nanti aku obati sendiri saja. Aku sudah hampir telat," tolak Hana dan berusaha melangkah.
"Harus di obati sekarang, nanti bisa infeksi terkena kotoran jika tidak segera di tangani," jelas Faz sedikit memaksa.
"Tapi, Kak ...."
"No debat, Hana!"
Farhana pun akhirnya menuruti perkataan Fazwan, ia tidak ingin berdebat karena sudah cukup lelah menahan sakit semenjak dari keluar rumah sampai sekolah.