Ayah, Benarkah Aku Anakmu?

Trinaya
Chapter #9

Bab 9 Emosi Hana

"Sebaiknya jangan, Kak. Aku tidak ingin kamu ...."

"Kena sial?" sela Fazwan sambil menatap dalam Farhana.

"Maaf, Kak. Aku harus pergi sekarang. Nanti kesorean sampai rumah."

Farhana tidak melanjutkan perbincangannya dengan Fazwan, ia tidak ingin menjadi panjang pembicaraannya dan memakan waktu lama. Bisa-bisa, Hana kena hukum lagi oleh Fakhri.

"Aku antar," pinta Fazwan.

"Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri," tolak Hana.

"Kamu pasti terlambat pulang ke rumah jika menggunakan bus."

"Kalau Kakak terus menahanku, aku akan terlambat."

"Makanya aku antar supaya kamu tidak terlambat."

"Tidak usah. Aku ...."

"Kalau terus berdebat seperti ini kamu akan benar-benar terlambat sampai rumah, Hana. Aku antar."

"Kak ...."

Hana dan Fazwan sedikit berdebat. Keduanya kukuh pada pendirian masing-masing. Fazwan menarik paksa sebelah tangan Hana untuk menghentikan perbincangan mereka. Sebab, Fazwan takut jika Hana akan dimarahi oleh ayahnya.

"Naik," pinta Fazwan saat tiba di sepeda motornya.

Hana bergeming, ia tidak ingin pulang bersama Fazwan karena takut dimarahi Fakhri jika mengetahui sang anak berboncengan dengan laki-laki.

"Kamu tenang saja, aku tidak akan membuat kamu di marahi ayahmu. Jika kamu keras kepala seperti ini, sudah dapat dipastikan ayahmu akan marah padamu," jelas Fazwan dengan wajah serius.

Kedua bola mata Hana membulat sempurna dengan kalimat terakhir Fazwan. Dia terkejut karena Fazwan mengetahui jika dirinya sering dimarahi ayahnya jika pulang telat.

"Hana," panggil Fazwan lembut.

"Darimana Kakak tahu hal itu?" tanya Hana penasaran.

"Akan aku jelaskan nanti. Sekarang terpenting, kamu naik ke motor dan aku akan mengantarmu pulang segera. Kecuali jika kamu mau dimarahi ayahmu," jelas Fazwan yang masih membujuk Hana. Namun, Hana tetap bergeming.

"Ayo, Hana. Tunggu apa lagi?"

Hana pun langsung naik ke sepeda motor Fazwan. Jika dipikir-pikir, benar juga ucapan Fazwan. Lagipula, ia sudah cukup lelah berdebat dengan pria keras kepala di hadapannya kini.

~~~

Hana melangkah menuju kamar ibunya. Farhana memberanikan diri karena Fakhri sedang bekerja masuk malam sehingga, Hana bisa leluasa masuk ke dalam ruangan itu.

Lihat selengkapnya