Fazwan terus mencari, di perjalanan ia berjumpa dengan seorang penduduk yang menggendong tumpukan kayu di dalam keranjang yang berada di punggungnya. Fazwan mendekati pria paruh baya itu.
"Maaf, Pak. Apa Bapak melihat gadis ini?" tanya Fazwan sembari menunjukkan foto di layar ponselnya.
Pria tua itu mengamati foto yang ada di layar ponsel milik Fazwan. Mencoba mengingat siapa saja yang ia temui saat akan pergi mengambil kayu bakar dan setelah lelaki itu kembali.
"Oh, gadis ini. Tadi, Bapak ketemu dia pas mau ambil kayu di hutan. Kalau tidak salah, tadi dia ke arah sungai. Soalnya, tadi dia tanya ke Bapak di mana sungai," jelas pria tua itu sembari menunjuk ke arah jalan kecil tak jauh dari tempat Fazwan dan lelaki itu berada.
Fazwan menoleh. Kedua matanya mengikuti arah telunjuk pria paruh baya itu. Seraya tak percaya dengan apa yang diucapkan pria tua itu.
Sungai, untuk apa Hana ke sana?
Fazwan membatin sembari mengamati arah yang ditunjukan pria tua itu dengan perasaan bingung.
"Maaf, Den. Bapak permisi dulu. Sudah hampir petang. Sebaiknya Aden kembali karena terlalu bahaya berjalan jauh malam hari," jelas Bapak tua tersebut.
"Baik, Pak. Terima kasih atas informasinya. Maaf, saya masih harus mencari teman saya dulu," ucap Fazwan lembut.
"Baiklah kalau begitu. Bapak permisi dulu. Hati-hati, ya, Den," ucap Bapak tua itu sembari pamit undur diri.
Fazwan berjalan ke arah sungai yang diberitahukan oleh Bapak tua itu. Melewati jalan setapak yang cukup terjal dan licin. Berliku, berkelok, dan menanjak. Medan yang cukup sulit bagi siapa saja yang belum menguasainya.
Kedua matanya melirik ke arah sekitar, semakin ia mendaki, perasaannya semakin tidak enak. Ke khawatiran Fazwan semakin bertambah.
Ketika ia tiba di setengah perjalanan. Kedua matanya melihat ada seperti seseorang yang terperosok ke dalam jurang di sisi kiri jalan setapak itu. Fazwan membulatkan kedua mata, menajamkan pengelihatannya untuk bisa memastikan jika itu adalah sosok manusia.
"Jangan-jangan itu ... Hana!"
Fazwan segera mencari jalan untuk bisa ke dasar jurang tersebut. Supaya, ia bisa memastikan jika itu benar-benar Hana. Gadis yang ia cari semenjak tadi.
Fazwan menemukan jalan setapak yang agak licin, ia berpegangan pada batang pohon yang menjuntai di sekitaran pinggir jalan agar tidak terjatuh. Kemudian, mendekat ke arah sosok yang diduga adalah Hana.
Fazwan meraih tubuh yang terlungkup dan membalikkannya. Mengusap pelan wajah orang itu agar terlihat.
"Astagfirullahaladzim. Hana!"