Ayah, Benarkah Aku Anakmu?

Trinaya
Chapter #13

Bab 13 Menginap di Hotel

Setelah mengurus semua berkas di rumah sakit. Fazwan dan Farhana segera meninggalkan tempat itu. Fazwan sudah menyiapkan kendaraan yang akan mereka gunakan, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Hana jika harus menggunakan kendaraan umum.

"Loh, Kak. Ini kan bukan jalan menuju penginapan."

Hana terkejut, ketika melintasi jalan dan membaca petunjuk arah yang bukan menunjukkan ke arah tempat Hana dan yang lainnya menginap.

"Memang benar," jawab Fazwan dengan santai.

Pemuda itu tetap fokus menyetir tanpa menghiraukan ekspresi Hana yang tampak bingung.

"Kak, kita mau ke mana?" tanya Hana dengan curiga.

"Ke rumahmu," jawab Fazwan dengan santai.

"Apa? Ke rumahku? Maksud Kakak kita ...."

"Aku akan mengantarmu pulang agar bisa beristirahat," jelas Fazwan yang masih membuat Hana bingung.

"Tapi, Kak. Tugas sekolah harus selesai tiga hari lagi. Kenapa kita pulang duluan?"

"Tadi sudah aku jelaskan. Tidak perlu bertanya lagi."

"Kak, kita kembali ke penginapan. Aku tidak bisa meninggalkan tugas sekolah. Nanti, bagaimana aku bisa membuat laporan karya tulis jika pulang sekarang?"

"Aku akan membantumu mengerjakan tugas itu. Terpenting sekarang, kamu pulang dan istirahat di rumah."

"Tapi, Kak ...."

"Tidak ada tapi. Menurut lah Hana. Ini demi kebaikanmu."

Hana terdiam, ia pun menuruti perkataan Fazwan. Percuma saja jika berdebat dengan pemuda keras kepala di sampingnya itu. Tidak akan menang, justru hanya akan menambah kepala Hana berdenyut.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Farhana tertidur karena lelah dan kepala juga tangannya terkadang masih terasa berdenyut. Fazwan melirik ke arah Hana. Menghela napas sedikit kasar sambil tersenyum. Melihat wajah Farhana yang terlihat begitu imut sekali.

Fazwan membelokkan kendaraannya ke arah sebuah penginapan untuk beristirahat. Kemudian, mencoba untuk membangunkan Hana yang masih terlelap.

"Hana, bangun. Hana," panggil Fazwan sambil menggoyangkan pelan tubuh Hana untuk membangunkan gadis tersebut.

Farhana menggeliat sembari membuka mata perlahan. Menghela napas dalam. Kedua netranya membulat sempurna, ketika ia melihat pemuda tampan beralis tebal dengan kulit putih cerah sedang menatap ke arahnya begitu lembut.

Kedua mata Fazwan begitu teduh. Ada ketulusan di baliknya. Membuat Hana hanyut sesaat, mengagumi karya dari Sang Pencipta yang begitu indah.

"Hana," panggil Fazwan kembali dengan lembut.

Hana terkejut. Lamunannya buyar, terbang menghilang bersama embusan udara yang keluar dari pendingin mobil.

Lihat selengkapnya