Ayah, Benarkah Aku Anakmu?

Trinaya
Chapter #15

Bab 15 Fiona Sakit

Hana mengantar Fazwan hingga ke teras rumah. Perasaan Hana tidak menentu. Merasa tidak enak hati dengan sikap ayahnya kepada Fazwan.

Dari dalam rumah, Fakhri dan saudara-saudara Hana memperhatikan dengan tatapan sinis dan kurang suka.

"Kak, maafkan sikap ayah tadi, ya. Tidak seharusnya ayah bersikap seperti itu ke kamu," ucap Hana lembut dengan perasaan tidak enak hati.

Fazwan tersenyum. "Tidak apa, Hana. Aku tidak marah, kok," ucapnya lembut.

"Tapi aku tidak enak dengan Kakak. Aku ...."

"Sudahlah, Hana. Kamu tidak perlu seperti itu. Jangan khawatir, aku baik-baik saja dan tidak marah, kok," jelas Fazwan sambil menatap Hana.

"Soal biaya, aku pasti akan membayarnya. Akan tetapi, aku cicil, ya," ucap Hana mencoba menatap Fazwan.

"Tidak perlu, Hana. Aku ikhlas. Lagipula, itu tanggung jawab aku sebagai guru pembimbing kamu."

"Tapi, Kak ...."

"Tidak ada tapi. Sudahlah, jangan di pikirkan. Begini saja, kamu bisa menggantinya kapan saja kamu mau, ya. Namun, aku tidak mau kamu terlalu memaksakannya."

"Benarkah?"

"Emm."

"Baik, Kak. Aku pasti akan berusaha untuk membayarnya. Terima kasih banyak, Kak."

Binar senang terpancar di kedua bola mata Hana. Gadis itu merasa lega dengan jawaban Fazwan. Perasaannya pun kembali tenang.

"Aku pamit dulu, ya. Jangan lupa, ingat pesan dokter agar cepat pulih, Assalamualaikum."

"Iya, Kak. Waalaikumsalam."

Usai mengantar Fazwan, Hana masuk ke dalam. Ayah dan saudaranya masih berdiri sembari menatap Hana di sana. Begitu tajam dan mengintimidasi. Membuat Hana tertunduk.

"Ibu mana? Kenapa aku tidak melihatnya sejak tadi?" tanya Hana yang baru menyadari ketidakberadaan ibunya.

"Ibu masuk rumah sakit," ucap Frida, adik pertama Farhana dengan sedikit ketus.

"Apa? Rumah sakit? I--ibu sakit? Sakit apa?"

"Ibu kena kanker payudara stadium akhir." Fadilah ikut bicara.

"Apa? Ibu sakit kanker payudara stadium akhir? Tidak mungkin!"

Lihat selengkapnya