"Astagfilullahaladzim. Hana."
Fazwan dengan segera menangkap tubuh Hana agar tidak terjatuh ke tanah. Beberapa warga datang membantu dan membawa Hana ke mobil milik Fazwan. Lalu, pemuda itu membawa Hana ke rumah sakit terdekat.
Setengah jam kemudian, mobil tiba di rumah sakit, Hana langsung ditangani dan mendapatkan pertolongan pertama. Tidak berapa lama berlalu, dokter datang menghampiri Fazwan.
"Apa Anda keluarga pasien?" tanya dokter itu sembari mendekati Fazwan.
"I--iya, Dok. Saya keluarga pasien Hana. Bagaimana keadaannya?" tanya Fazwan dengan penasaran.
"Nona Hana harus segera dioperasi. Pembengkakan pada bahunya sudah cukup parah. Jika dibiarkan, akan membahayakan dirinya," jelas dokter setelah mengetahui riwayat bahu kiri Hana.
"Baik, Dok. Lakukan yang terbaik untuk Hana. Saya yang bertanggung jawab atas semuanya," jelas Fazwan dengan penuh keyakinan.
"Baiklah, kalau begitu, silakan tandatangani surat persetujuan operasi dan ikuti semua prosedurnya," jelas dokter dengan wajah serius.
"Baik, Dok."
Fazwan pun segera mengurus semua persyaratan dan persiapan untuk operasi Hana. Keputusannya sudah bulat untuk melakukan itu, meski Hana belum setuju. Fazwan hanya tidak ingin terlambat dan terjadi sesuatu pada Hana.
Hana harus melakukan operasi ulang karena ada pergeseran pada tulang bahu pasca operasi pertama pemasangan pen. Akibat terlalu banyak menggerakkan tangan yang terluka dan mengangkat benda berat.
~~~
Satu jam berlalu, lampu ruangan operasi telah mati, menandakan telah selesai. Dokter keluar ruangan dan Fazwan langsung mendekati.
"Dokter Randi, bagaimana kondisi Hana?" tanya Fazwan dengan tidak sabar.
"Syukurlah operasinya berhasil. Namun, pasien masih belum sadarkan diri," jelas Dokter Randi yang menangani operasi ortopedi Hana dengan wajah serius.
"Alhamdulillah. Syukurlah." Fazwan mengusap cepat wajahnya, mengucap syukur pada Yang Maha Kuasa.
"Tolong dijaga dengan baik pasien. Jangan biarkan mengangkat beban berat lagi. Resikonya sangat besar jika hal itu terjadi lagi," jelas Dokter Randi kembali.
"Baik, Dok. Terima kasih, kamu sudah menolong Hana," ucap Fazwan dengan sedikit senang. Dokter Randi mengangguk sembari menepuk pelan pundak Fazwan
~~~
Hana dipindahkan ke ruangan ICU setelah proses operasi selesai untuk pemulihan. Fazwan mendampingi seperti biasa. Memandang wajah sayu dan pucat Hana yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri dengan peralatan medis di tubuhnya.
"Hana, kamu harus kuat, ya. Cepat sadar dan sehat kembali. Aku merindukanmu, Hana," monolog Fazwan sembari menggenggam sebelah tangan Hana yang terbalut selang infus dan mencium punggung tangan gadis itu.