Ayah, Benarkah Aku Anakmu?

Trinaya
Chapter #22

Bab 22 Tempat Tinggal Baru Hana

Hana sudah bisa beraktifitas seperti biasa. Dokter juga sudah mengizinkan Hana keluar dari rumah sakit. Meskipun, masih tetap harus melakukan beberapa proses pemeriksaan dan terapi untuk bisa pulih total.

Namun, Hana bingung, ia harus ke mana. Sebab, gadis itu tidak memiliki tempat tinggal, pasca diusir oleh keluarganya beberapa waktu lalu. Semenjak keluar dari rumah sakit, Hana murung dan bermain dengan pikirannya. Fazwan hanya memperhatikan sambil terus fokus mengemudi.

"Ada apa, Hana? Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Fazwan penasaran di tengah aktifitas mengemudinya.

Hana menoleh. Namun, tidak berani berucap, ia tidak enak hati karena Fazwan telah banyak membantunya selama ini. Hana tidak ingin merepotkan pemuda itu lagi.

Gadis itu tertunduk. Seperti biasa, ia meremas ujung pakaiannya. Fazwan paham, jika Hana sudah seperti itu, pasti ada yang sedang Hana khawatirkan.

"Hana," panggil Fazwan lembut.

"Emm ...."

"Ada apa?"

Hana menghela napas dalam. Mencoba menetralisir tubuhnya agar tetap tenang dan menjauhkan dirinya dari rasa ketakutan yang mulai melanda.

"Kak, aku--aku tidak tahu harus tinggal di mana setelah ini. Pulang ke rumah pun tidak akan mungkin, mereka sudah mengusirku," jelas Hana pelan.

Kesedihan kembali melanda gadis belia itu. Lamunan Hana membawanya ketika ia diusir dengan sangat tidak manusiawi oleh Ayah dan saudara-saudaranya, tepat disaat ia tengah bersedih atas kematian ibunya. Belum lagi tuduhan keji yang harus Farhana terima.

Fazwan menepikan kendaraannya dan menghentikannya. Menatap dalam ke arah Hana. Kemudian, menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Hana, jangan khawatirkan soal itu. Kamu bisa tinggal di rumahku, kebetulan, ada kamar kosong di sana," ucap Fazwan memberi tawaran.

"Rumah Kak Fazwan? Tidak Kak, tidak mungkin aku tinggal di sana. Kita tidak ada ikatan. Mana mungkin tinggal satu rumah," tolak Hana dengan cepat, ia tidak mau jika ada fitnah apabila tinggal bersama dengan Fazwan, sementara mereka tidak ada ikatan.

"Kalau begitu, aku akan mengikatmu supaya kita bisa tinggal bersama," goda Fazwan sembari menatap Hana.

"Apa? Aku masih sekolah, Kak Fazwan juga masih harus mengurus skripsi. Jangan aneh-aneh deh, Kak," sungut Hana yang kesal dengan jawaban Fazwan.

"Memangnya kenapa? Kamu masih tetap bisa sekolah dan aku bisa selesaikan skripsiku. Lepas itu bisa cari kerja, kamu pun bisa terus kuliah. Aku tidak akan batasi dirimu untuk mengejar cita-citamu," jelas Fazwan yang memasang wajah pura-pura serius, membuat Hana bertambah kesal dibuatnya.

"Bisa tidak Kak Fazwan itu serius? Aku belum mau menikah muda," ucap Hana semakin kesal.

"Siapa bilang kita akan menikah sekarang?

"Lalu?"

"Aku mau menjadikan kamu calon istriku. Melamarmu, bagaimana?"

Lihat selengkapnya