Fakhri terbaring lemah di ranjang rumahnya, hanya Felicia yang selalu menemani dan merawatnya. Sedangkan kedua kakaknya sibuk dengan urusan masing-masing. Bahkan, tidak mau mengurus lelaki tua itu.
Pria tua tersebut berjalan tertatih saat hendak ke kamar mandi. Sebab, saat itu di rumah hanya dia seorang. Felicia pergi ke sekolah dan mengurus ayahnya ketika ia kembali.
Kondisi Fakhri cukup memprihatinkan, tubuhnya kurus, wajah Fakhri tampak tua serta keriput. Bukan lagi Fakhri bertubuh kekar dan suka bertindak seenaknya. Tiada siapa pun kini yang bisa menolongnya.
"Kenapa sulit sekali berjalan? Sebenarnya aku kenapa? Kenapa anak-anakku tidak ada yang memedulikanku?" gerutunya sambil berjalan dengan berpegangan dinding.
Pria itu kemudian berjalan menuju dapur. Langkahnya terhenti karena tubuh tua lelaki tersebut sudah tidak sanggup untuk menopangnya. Fakhri hampir tumbang, ia setengah berjongkok sambil berusaha berdiri.
"Astagfirullahaladzim, Ayah!"
Felicia memekik ketika melihat ayahnya yang hampir terjatuh. Gadis itu baru saja pulang sekolah dan langsung menghampiri. Kemudian, memapah Sang Ayah serta membawanya ke kamar.
"Ayah mau apa? Mau minum atau makan? Felic ambilkan, ya?" tanya gadis itu dengan lembut. Fakhri hanya bisa mengangguk lemah.
Felicia melangkah ke arah dapur, mempersiapkan makanan dan minuman untuk ayahnya. Gadis itu melihat ke meja makan, tidak ada lauk apa pun yang bisa di makan. Bahkan penanak nasi pun kosong. Padahal, sebelum ia berangkat ke sekolah Felicia memasak untuk makan Fakhri.
"Ke mana semua makanan itu? Padahal, aku masak sebelum berangkat. Tidak mungkin jika ayah menghabiskan semuanya dengan cepat. Apalagi, ayah kan sedang sakit," monolog Felicia dengan bingung.
"Apa Mba Frida, ya? Soalnya, tadi kan dia ada di rumah, tapi ... masa iya dia habiskan semuanya?" lanjut Felicia sembari terus berpikir.
Tiba-tiba Frida muncul dari arah kamar. Melihat sang adik yang tampak kebingungan. Dia pun mendekat ke arah Felicia.
"Eh anak kecil, kamu kenapa melamun? Bukannya masak, aku lapar tahu,"ucap Frida dengan sedikit kesal.
"Mba, tadi aku sudah masak pas mau sekolah, tapi kenapa sudah habis? Padahal aku masak cukup banyak. Apa ayah sudah makan siang?" ucap Felicia dengan curiga.
"Ya sudah habis lah. Kamu pikir aku tidak makan?" jawab Frida dengan santai.