Ayah, Benarkah Aku Anakmu?

Trinaya
Chapter #31

Bab 32 Cinta Pada Pandangan Pertama

Semenjak Hana dan Fazwan hubungannya membaik dan berikrar, mereka semakin dekat. Selalu bersama ke mana pun. Berpisah hanya ketika bekerja serta pulang ke rumah.

Fazwan memutuskan pindah tugas dan mengajar di kota yang sama dengan Hana. Supaya mereka tidak berpisah lagi dan bisa terus bersama.

Rizki dan Randi ikut senang. Sebab, semenjak itu, Hana jarang murung dan selalu ceria. Setidaknya, bisa bernapas lega dengan kedatangan Fazwan kembali.

"Alhamdullah, ya, Faz. Kamu sudah kembali dan bersatu lagi dengan Hana. Aku pikir, Hana akan marah besar dan tidak memaafkanmu," ucap Rizki di tengah obrolannya dengan Fazwan.

"Iya, Fazwan, aku juga ikut senang, loh. Hana benar-benar gadis setia dan baik hati. Hatinya tidak mudah di goyahkan," puji Randi dengan rasa kagum.

"Kalian benar. Tadinya aku pikir juga begitu. Hana akan marah dan benar-benar-benar meninggalkanku. Ternyata tidak, setelah mendengarkan penjelasanku dia luluh. Dia memang gadis yang berhati mulia dan setia. Gadis yang tangguh serta pandai menyimpan rahasia. Itulah, kenapa aku bisa kagum dan jatuh cinta padanya sejak pandang pertama.

Fazwan memuji Hana sambil membayangkan, pertama kali ia bertemu dengan gadis itu. Cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan Fazwan terhadap Hana.

Fazwan, Randi, dan Rizki sedang mengadakan pertemuan. Melepas rindu setelah sekian lama tidak berjumpa. Mereka pergi ke tempat biasa berkumpul, ketika masih bersama dulu.

"Aku harap, kamu bisa menjaga Hana dengan baik. Jangan pernah berpikir seujung kuku pun untuk menyakitinya. Sekuat apa pun hatinya, ia tetap seorang wanita. Jika sakit hatinya, pasti akan menangis. Apa lagi, Hana hidup sendiri, meski mempunyai keluarga. Namun, kamu sendiri tahu bagaimana keluarga Hana memperlakukan dirinya," jelas dan pesan Rizki.

"Iya, Faz. Kamu akan sulit mendapatkan wanita seperti Hana. Kamu benar, dia memang gadis berbeda. Buktinya, dia bisa meluluhkan dan memenangkan hatimu yang selama ini kamu tutup setelah kejadian itu," sambung Randi mengingatkan Fazwan akan peristiwa beberapa tahun lalu.

"Pasti, aku akan jaga dan lindungi dia sepenuh hati. Insya Allah, tidak akan menyakiti dan mengecewakannya lagi. Aku benar-benar tulus mencintai Hana. Dia yang sudah berhasil masuk dan membuka hatiku yang sudah lama digembok," ucap Fazwan tulus. Terlihat dari pancaran matanya yang teduh dan damai.

"Kita yakin kamu mampu melakukannya, Faz," ucap Rizki dan Randi sambil menepuk pelan pundak Fazwan. Fazwan mengangguk.

~~~

Fazwan menjemput Hana di tempat kerjanya. Kemudian, pemuda itu mengajak Hana ke pusat perbelanjaan. Fazwan menuntun Hana mengelilingi mal. Kemudian, langkahnya berhenti pada sebuah toko perhiasan dan keduanya masuk ke dalam.

"Loh, Kak. Mau apa ke sini?" tanya Hana dengan bingung.

"Masuk dulu. Nanti kamu juga akan tahu," ucap Fazwan sambil menuntun Hana.

"Selamat sore, Mas, Mba, mau cari apa?" tanya pelayan toko perhiasan itu dengan ramah.

"Emm, saya cari cincin berlian seukuran dia," ucap Fazwan sambil menunjuk ke arah Hana.

"Baik, tunggu sebentar, ya," ucap pelayan itu sambil berlalu.

"Kak, maksud Kakak ...."

"Iya, Sayang. Aku mau belikan kamu cincin sebagai tanda keseriusan aku padamu," ucap Fazwan sembari menggenggam kedua tangan Hana.

"Tapi, Kak. Kenapa harus berlian? Pasti mahal harganya," ucap Hana kurang suka.

"Karena aku yakin, cincin itu akan terlihat indah di jari manismu."

"Tapi, Kak ...."

Lihat selengkapnya