Hana pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Sudah hampir seminggu Hana merasakan tidak nyaman pada tubuhnya, terutama ketika ia baru bangun tidur. Badannya terasa pegal dan nyeri yang cukup menyiksa, terutama bagian dadanya.
Gadis itu berjalan ke bagian poli umum dan bertemu dengan Dokter Xander, ia adalah dokter umum terbaik di rumah sakit itu setelah Rizki. Hana mulai menceritakan gejala yang dialami oleh dokter tersebut.
Kemudian, Dokter Xander mulai memeriksa Hana untuk mengetahui penyebab sakitnya. Wajah Hana tampak sedikit pucat dan kedua matanya sayu. Namun, Hana berusaha untuk tetap menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak tumbang.
"Nona, Anda harus melakukan beberapa tes laboratorium, untuk mengetahui apakah Anda terinfeksi bakteri atau terkena virus. Setelah itu kembali ke sini untuk pemeriksaan lanjutan," ucap Dokter Xander sambil memberikan secarik kertas untuk dibawa Hana ke laboratorium.
"Baik, Dok. Saya permisi dulu," ucap Hana sembari membawa kertas tersebut.
Hana melangkah dengan gontai. Tubuhnya semakin melemas karena jarak antara ruangan Dokter Xander dan laboratorium cukup jauh. Hana hampir tumbang. Beruntung, ada Rizki yang kebetulan lewat habis dari toilet melihat gadis itu berjalan dan langsung menangkapnya.
"Astagfirullah. Hana," ucap Rizki sambil setengah berlari mendekati dan menangkap tubuh Hana dengan cepat agar tidak terjatuh ke lantai.
"Kak Rizki," ucap Hana pelan.
"Kamu kenapa, Hana? Kenapa ada di rumah sakit dan wajah kamu, tampak pucat sekali?" tanya Rizki dengan penasaran.
"Aku ...."
"Hana!"
Hana tidak sadarkan diri karena tidak mampu menahan sakit yang melandanya. Tubuhnya sudah terlalu lelah untuk bergerak. Rizki menggendong tubuh Hana dan membawanya ke ruang IGD.
Kemudian, langsung meminta salah satu perawat yang berjaga membawakan brankar dan mendorongnya, membawa Hana ke ruangan pemeriksaan.
Setelah selesai memeriksa, Rizki membaca isi kertas yang Hana bawa ketika ia menemukan gadis itu sebelum tak sadarkan diri.
"Poli umum? Dokter Xander? Jadi, Hana habis dari ruangan Dokter Xander?" monolog Rizki sambil membaca isi kertas tersebut.
"Ini kan surat untuk ke bagian laboratorium. Sebenarnya, Hana kenapa, ya? Dari hasil pemeriksaan sepertinya Hana terinfeksi. Mungkin karena itu Dokter Xander meminta Hana untuk tes lab," lanjut Rizki yang masih bermonolog.
"Ada apa, Dok?" tanya salah satu perawat yang menemani Dokter Rizki di ruang pemeriksaan.