"Kapan sih lo mau balik lagi kayak seharusnya?! Percuma, nangis, minta maaf, terus masih kayak gini!"
"Lo hanya membuang waktu dengan terus duduk, dandan dan nangis. Sangat enggak guna." Lanjutnya dengan nafas memburu.
Masih dengan gerutuan orang itu memilih pergi, kesal sudah karena tak mendapat respon apapun.
"Bajingan!" Umpatnya sebelum kembali membanting pintu dengan amat keras.
***
"Lo tahu Ras? Semakin kita benci semakin kita terus mikirin orang itu. Juga semakin hati lo enggak bisa di ajak kompromi karena milih buat mencinta dibanding membenci."
"Lo enggak usah jawab, gue cuman mau lo dengerin aja." Satria kembali menggelengkan kepala tak mengerti.
"Menurut lo, gue punya masa depan enggak sih?"
"Gue selalu ngerasa enggak punya bakat apapun. Olahraga gue dapet 3, Matematika malah dapet telor ceplok. Goblok banget kan gue?"
Hening, tak ada jawaban.
Lalu...
Brukk!!!