Aku yura anak kedua ayahku. Disini aku akan menceritakan tentang kisahku dan ayah. Dalam judul tentang ayahku.
Di hari yang sama dan waktu yang sama. Ayahku mendapatkan dua undangan sekaligus. Ayahku diundang di acara perpisahan sekolah kakak ku dan aku. Pada saat itu ayahku sangat bingung dia harus hadir di acara nya siapa.
"Ya ampun… aku harus datang ke acara sekolah nya yola atau yura? aku harus adil, tapi aku tidak bisa datang keduanya sekaligus. Waktu dan hari nya dua-duanya sama. Aku sebagai ayah harus tegas! Oke keputusan berada di tanganku." ucap ayahku dengan kebingungan dan menghela nafas panjang.
Pada saat itu akhirnya ayahku memilih untuk hadir ke acara nya kakakku. Karena kakakku anak pertama, ayahku merasa lebih penting mungkin, bagi ayahku kakakku selalu berprestasi ayahku tidak mau melewatkan prestasi terakhir kakakku di sma. Mungkin bagi ayahku jika anaknya sudah bisa membawa nama baik berarti dia sudah berhasil mendidik anaknya.
Saat makan malam ayahku dan kakak. Ayahku memberitahukan bahwa akan datang ke acara kakak. Kakakku sangat senang setelah mendengar kabar tersebut.
Aku yura, aku memang nakal tapi kalau ada acara di sekolahku aku selalu ikut membantu dan ikut meramaikan acara sekolahnya. Aku juga punya sebuah band. Bandku bernama YIBA sebenarnya aneh tapi kita ambil dari nama panggilan depan kita. Diband itu ada 5 orang tetapi nama mora tidak diikutkan karena dia akan pindah dan hanya cadangan. Dan band itu selalu ikut meramaikan acara sekolahku.
Aku selalu siap membantu walaupun aku hanya murid biasa. Aku juga mengajak semua teman dekatku dan teman band ku untuk membantu. Aku rela membantu bahkan sampai pulang malam. Setelah membantu buat acara di sekolahnya dan pentasku, aku bersama teman-temanku makan di pinggir jalan.
"Ternyata capek juga ya, bantuin buat acara sekolah" ujar mora sambil mengambil minum.
"Yaelah, mor, mor, lu baru pertama aja udah ngeluh." kata ku sambil mengejek nya.
"yur, lu bisa dibilang bos geng. Tapi elu mau bantuin acara beginian. Lu gak malu?" jawab mora.
"Ngapain harus malu? Nakal boleh, tapi pikiran harus bijaksana. Kita memang dicap nakal sama mereka-mereka semua. Tapi, kita harus berjiwa sosial. Nih ya, dengerin buat kalian semua. Kita memang gak terlalu pintar dalam kelas dan selalu dibilang murid bodoh. Tapi masa kita kalau di luar kelas harus dibilang murid bodoh juga? Setiap orang pasti punya kepintaran sendiri dalam diri mereka. Pintar tidak harus dalam kelas saja. Maka nya aku ajak kalian semua untuk bantuin buat acara sekolah besok. Kita jangan mau dibilang lemah karena bodoh, sebenarnya kita rajin. Nih, contohnya kita membantu walaupun sedikit tapi kita sudah menyumbangkam tenaga kerja kita."
"Karena itu, gue selalu ikut yura. Kita memang gak pernah dihargai dalam kelas. Tapi kita gak boleh nyerah, kita sebagai orang bodoh juga ingin dihargai. Jangan mau direndahkan terus." sahut ilham.