Ayah Malaikatku Didunia

suci wulandari
Chapter #2

Panti Asuhan

Setelah meminta doa dari om dan tante ku. Aku langsung mengumpulkan semua teman band ku. Dan memulai doa agar pementasan nya lancar. Setelah berdoa aku dan semua anggota band berpelukan bersama agar kompak. Dan akhirnya bandku dipanggil untuk mempersembahkan pentas nya.

Pada saat aku naik ke atas panggung. Aku membenarkan mic dulu setelah itu aku memberi salam, dan tanpa basa-basi. Aku dan teman-teman langsung mempersembahkan penampilan kita. Aku sangat menghayati lagu yang aku nyanyi kan. Karena itu adalah lagu favorit alm bunda ku.  

"Yura itu sebenarnya pintar ya? Tapi dibidang seni" ujar om indra.

"Nah itu, dia itu sama kaya bunda nya suka musik gitu. Sedangkan ayah nya ingin yura itu seperti dia" sahut tante lastri.

"Bagus juga ya suara dia. Gimana kalau kapan-kapan yura, kita bikinin tempat untuk band nya sendiri gitu? Gimana?" ucap om indra.

"Boleh juga, kamu gak keberatan kan?"

"Jelas tidak keberatan lah, aku sudah anggap yura itu seperti anak aku sendiri. Dia sekarang sudah remaja sebentar lagi dewasa." sahut om indra.

Setelah pementasan ku selesai. Aku langsung berpelukan dengan semua teman band ku. Karena mora harus berpisah dengan kita. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Bagi ku beda sekolah tidak apa, tapi ini kita semua anak band dan mora harus beda provinsi karena dia pindah provinsi ikut ayahnya yang dinas. 

Setelah acara itu selesai. Aku di ajak pulang bersama om dan tante ku. Dalam mobil aku ingin sekali menangis tapi aku juga tidak mau bikin om dan tante ku khawatir. Sesampainya aku dirumah, aku langsung masuk ke kamar dan langsung menangis sekencang-kencang nya karena dirumah cuma ada bibi dan pak teguh.

Setelah lama menangis aku berpikir menangis tidak menyelesaikan masalah. Akhirnya aku pergi ke makam alm bunda ku. Aku bergegas tanpa berpamitan ke bibi. Aku langsung menyalakan motor ku lalu berangkat. 

Sesampainya aku di makam bunda ku. Aku langsung memeluk makam bunda ku dan menangis. Aku meluapkan semua kekesalan dan kesedihan di makam bunda ku. Setelah meluapkan kesedihan dan kekesalan semua nya. Aku berdoa untuk bunda. Setelah berdoa.

"Aku ke panti aja lah habis ini. Mumpung sudah disini searah juga" ujar ku dalam hati. 

Aku langsung bergegas untuk ke panti. Saat dijalan aku mengingat saat bunda ku masih hidup. Aku ingin sekali merasakan punya bunda lagi. Sesampainya aku di panti anak-anak disana menyambut ku dengan sangat senang. Aku turun dari sepeda motor ku langsung didatangi dan di peluk anak-anak panti sana. 

"Kak, katanya mau ngajak kita jalan-jalan kapan?" tanya salah satu anak panti. 

"Hmm, besok aja gimana? Besok kakak libur?"

"Yeay, akhirnya kita jalan-jalan." ujar salah satu anak panti. 

(Semua bersorak) 

Lihat selengkapnya