Ayam Kampus Story

Sukma Maddi
Chapter #1

Shifa

Wanita berhijab itu berjalan tergesa-gesa ke toilet, bernafas lega ketika kelima bilik di toilet kosong, hal yang langka, biasanya antri menunggu giliran untuk melakukan aktivitas rutin. Di toilet ini bukan hendak membuang air, tetapi tamu bulanan datang membuat perutnya kram.

di bilik toilet ia mengelus perutnya untuk mengurangi rasa nyeri mengoles sedikit minyak kayu putih, untung saja masih tidak ada orang sehingga tidak ada yang mendengar rintihannya menahan nyeri di perut. Namun tak berapa lama muncullah suara memasuki toilet dari suara hentakan kaki mungkin lebih dari satu orang.

"Tia apa lo yakin?"

"Ya gimana lagi, gue gak punya pilihan Tari."

"Takutnya nanti lo nyesel!"

"Nyesel kan belakangan dan sudah pasti, tapi saat ini gue bener-bener gak ada pilihan. Please! Tar lo bantuin gue."

"Tapi gue rasanya gak tega deh! lo anak baik-baik, beda sama gue dan Nova dari dulu emang udah bebal."

"Anak baik-baik kek, virgin or not virgin kek, itu gak penting lagi buat gue, sekarang gue cuma butuh uang buat biaya perawatan nyokap," ucapnya setengah memelas.

"Emang lo gak ada pacar gitu?" Tanya Nova melenceng dari topik.

"Aku gak punya hubungan sama cowok Nov."

"Maksud lo apa sih Nova? Lo kira punya cowok trus ngarep cowoknya ngasih segepok duit buat biaya rumah sakit Ibu Tiana gitu?"

"Bukan gitu Tari, maksud gue biar Tiana ngelakuin aja dulu sama cowoknya, setidaknya nggak nyesel-nyesel amat, bagaimana pun kan diberikan pada orang yang dia cintai,"

"Nova lo ngaco deh!" Sambil menaruh telunjuk di jidat.

"Itu kan satu pendapat."

"Tiana gak punya cowok, lo mikir deh perawan itu harganya lebih mahal."

"Sudah kalian gak usah ribut, kepada siapa pun tidak usah dipikirkan, yang perlu dipikirkan bagaimana caranya gue dapat uangnya segera,"


Di bilik toilet Shifa tercengang atas apa yang barusan ia dengar percakapan horor dari tiga orang wanita, ia menutup mulut dan mundur sedikit tapi tanpa sengaja keran air jadi terpencet.

Tiga wanita itu serentak mengalihkan pandangan pada bilik pojok toilet di sana ada suara air mengalir, jelas ada penghuninya, mereka tidak mengira akan ada orang selain mereka bertiga, lantas apa penghuninya itu mendengar percakapan tadi? Tari, Nova dan Tiana saling pandang.

Sebelumnya, di toilet para gadis itu bicara dengan suara pelan tapi makin kesini merasa aman-aman saja tidak ada penghuni lain makanya suara lepas saja.

Tari memutuskan menghampiri untuk memastikan.

"Siapa pun di dalam keluar deh."

Deg...

Shifa panik apa yang harus dilakukannya ia kepergok tanpa sengaja mendengar percakapan yang seharusnya rahasia.

Shifa menarik nafas dan menghembuskan perlahan, ia membuka pintu lalu keluar dengan gugup.

"Lo, ngapain lo di dalam," Tanya Tari melipat kedua tangannya.

Lihat selengkapnya