Ayam Kampus Story

Sukma Maddi
Chapter #11

Arti Sahabat

Break, siang hari yang terik pekerjaan di salon sedang lenggang, memberi waktu sejenak bersantai sambil menikmati segelas orange jus buatan Tari.

Nova terlihat begitu menikmati hisapan rokok, tapi terhenti setelah Tari merampas dan memadamkan di asbak.

"Jangan merokok di sini, di sini ber Ac," Ujar Tari mendapat lirikan sebal dari Nova.

"Aku kira kamu sudah berhenti." Tukas Shifa

"Aku merokok cuma dua batang sehari, lama-lama juga berhenti kok,"

"Berhentilah secepatnya, itu juga demi kesehatanmu," saran Shifa.

"Baiklah bebek perawan,"

Kemudian Nova senyum genit, hal itu selalu saja di tunjukkan ketika Shifa memberi petuah.

"Sebenernya gue bete."

"Bete kenapa lo." Tanya Tari penasaran.

"Gue kangen shopping, kangen nonton, kangen liburan,"

"Kumpulin duit dulu."

"Tapi Tar, kapan kumpul duitnya? Salon aja sepi gini pengunjungnya, kalau gue kerja kayak kemarin cukup dua atau tiga klien aja buat dapat duit gimana?"

"Novaaaa...!"

Shifa dan Tari suara setengah meninggi hampir bersamaan dan mempelototi Nova, melihat ekspresi ke dua sahabatnya Nova juga menegang lalu perlahan tertawa terbahak.

"Santai guys, bercanda, mana mungkin gue ke profesi brengsek itu lagi,"

Melanjutkan tawanya, Nova sukses memancingnya kekesalan dua sahabatnya.

"Nggak shopping dan liburan gak apa-apa gue bisa nahan, tapi kalau libido gue lagi naik gimana dong?"

Tari menyulutkan segelas orange jus ke mulut Nova agar berhenti bicara.

"Berpuasa lah kalau begitu," saran Shifa.

"Gue gak sanggup puasa belum terbiasa kelaparan,"

Shifa hanya menggeleng pembicaraan konyolnya mulai kumat, ia meraih tas di atas nakas lalu berpamit.

"Aku kerumah sakit dulu, mengganti Tia menunggui Ibunya kasian dia sudah dua hari di sana,"

"Baiklah, sampaikan salam buat Tia besok-besok aku juga akan menjenguk." Titip Tari.

"Oke."

***

 Shifa tiba di rumah sakit, menyusuri lorong rumah sakit lalu melihat Tiana berdiri di apotik, tapi gadis itu tampak kebingungan, Shifa mendekat dan mendengar percakapan Tiana dengan apoteker bertugas.

"Apa boleh obatnya saya tebus setengah dulu?" Pinta Tiana

"Maaf mbak kalau obat ini harus fi tebus semua," jawab perawat.

"Oh, baiklah kalau begitu nanti saya kembali."

"Baiklah."

Dengan wajah menunduk Tiana meninggalkan apotik, Shifa mencoba memanggil tapi tidak di dengar olehnya, mungkin ia hendak ke bank pikir Shifa, tapi Shifa harus ke ruangan Ibu Tiana, sedang ia tidak tau di ruangan mana Ibunya berada.

Shifa mempercepat langkahnya mengejar Tiana. Tapi, ia dapati Tia sedang duduk di halaman rumah sakit mengamati kertas resep obat dari dokter lalu mengeluarkan buku tabungan.

Tiana menyeka air mata, melipat kembali kertas resep memasukkan kedalam tas beserta buku tabungannya. Menyaksikan itu Shifa memahami kesulitan Tiana saat ini. Shifa membelakangi Tiana dan menelponnya.

"Tia sekarang aku berada di halaman rumah sakit,"

Tiana mendongak mencari sosok Shifa setelah menerima telepon, Shifa yang memang telah berada di sekitarnya tapi pura-pura, dan telah di lihat oleh Tiana.

"Shifa."

Lihat selengkapnya