Dua gadis duduk di taman rumah sakit, beberapa saat saling diam larut dalam pikiran masing-masing, mengetahui keadaan Shifa cukup membuat perasaan lara bagi Tiana betapa tidak ibunya juga sakit keras telah menahun dan Shifa adalah orang yang paling sering membantunya, dan kini Shifa juga sakit parah, dua wanita yang sangat di kasihi Tia menderita, tanpa tau ia harus berbuat apa.
"I'm oke, jangan khawatir aku akan hidup lebih lama," hibur Shifa.
"Hm..aku pun berharap demikian,"
"Jangan bilang ke Nova dan Tari ya,"
"Kenapa, kenapa harus di tutupi?"
"Berjanjilah Tia."
Tak menampik permintaan agar ia berjanji hanya membuang nafas panjang. Ada rasa kesal timbul di hati Tiana, kecenderungan Shifa untuk membendung sendiri deritanya telah membuat ia sebagai sosok yang egois, seperti berpikir tak menganggap ada para sahabatnya.
Siang ini, kantin kampus kian sesak, kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa yang tinggal kost di sekitaran kampus sebelum pulang menyempatkan diri untuk lunch.
Tak terkecuali kawanan girl yang kumpul komplit. Nampak lahap menyantap menu siang kecuali Tari tak berselera.
"Kenapa Tar kok nggak dimakan cuma di aduk-aduk gitu?" Tanya Nova sebelum menyeruput orange jus.
"Bad mood gue seharian ini gara-gara si Sonia,"
"Kenapa lagi kuntilanak itu?" Sambung Nova.
"Putus sama si Devin trus nyalahin gue katanya gue penyebabnya,"
"Bukannya mereka sudah tunangan." Shifa menimpali.
"Tau tuh."
Seseorang menepuk pundak Tari pelan, ialah orang yang baru saja objek pembicaraan entah kebetulan atau memang sudah takdir
"Hai... Tar."
Tari memicingkan mata si biang kerok crusher mood tak tau arah datangnya dari mana tiba-tiba muncul meletakkan tangan di bahu Tari, namun segera di tepis Tari
"Lo kok menghindar gitu sih dari gue?"
"Malas aja, gue nggak mau nanti bini lo murka mencak-mencak liat lo deket gue."
"Bini siapa?"
"Don't hypocrite baby, gue nggak mau ya temen gue berurusan sama Sonia gara-gara cemburu, lo deket sama Tari," ketus Nova, jelas nada kekesalannya
"Come on girls, gue udah putus, selama ini kan dia yang ngejar-ngejar gue, sempet tunangan juga terpaksa karena orang tua."
"Tapi mungkin baiknya sementara jangan deket Tari dulu, putusnya kalian siapa tau berdampak ke Tari kasian Tari kalau Sonia cemburu buta ke Tari dan ngajak ribut, pernah kan ada kejadian sebelumnya."