Keadaan sepertinya telah setengah berpihak, Shifa throw back saat Tari mengungkapkan hal yang membuatnya merasakan damai luar biasa ketika tanpa sengaja Tari mendengar Shifa melantunkan ayat.
Lalu Shifa rajin membacakan ayat ketika Tari meminta, tak berhenti di situ saja, Tari inisiatif mempelajari Islam kemudian Shifa mencoba mengenalkannya pada seorang sahabatnya yang seorang Ustadzah pendidik di pesantren sekaligus istri pengasuh pesantren, lagi-lagi Tari antusias ingin ke pesantren, awalnya Shifa ragu tapi sang Ustadzah menjabarkan konsep toleran antar umat beragama, siapa tau ini jalan hidayah untuk Tari, akhirnya Shifa di minta mengantarkan Tari ke pesantren dan akan tinggal beberapa hari. Semoga pikirannya teralihkan dari berbagai masalahnya serta ketenangan batin yang dicarinya semoga ia temukan di sana. Baik, satu problematika sahabatnya teratasi.
Sedangkan Nova sendiri setelah kepergian Tari, ia kembali aktif di salon menghabiskan sisa waktu skorsing dari kampus, karena tak ada Tari sementara waktu, Nova merekrut seseorang agar membantunya.
Tiana sendiri sangat jarang nimbrung dua minggu belakangan, karena fokus merawat ibunya.
Sedang Shifa dari sahabatnya yang lain, keadaannya sebenarnya lebih buruk, kian hari kesehatannya makin menurun bahkan kemarin di rawat semalaman di klinik akibat kelelahan usai mengantar Tari ke pesantren dan mengunjungi ibu Tiana di hari bersamaan, namun kondisinya itu tetap ia hadapi sendiri tanpa sepengetahuan sahabatnya.
*
Di taman kampus, Jefry memerhatikan seorang gadis, beberapa hari yang lalu dia begitu kasar padanya hingga timbul penyesalan, tak sepantasnya ia menghakimi yang belum tentu gadis itu lakukan, semakin ia memerhatikan gadis itu ia menyadari rupanya sang gadis tengah menangis, gadis yang selama ini ia kenal pendiam, bicara seperlunya tak ada yang istimewa, hanya wajah manis di balik kacamata dan senyum pelit, tapi berhasil menarik perhatian Jefry untuk mendekat. Ia mencoba menghampiri Tiana yang terlihat begitu pilu, hatinya juga terasa sakit melihat gadis itu menangis yang ia tidak tau penyebabnya.
"Tiana..." Panggil Jefry.
Insiden kemarin membuat Jefry mendapat tamparan meski begitu Jefry tak bisa membencinya, malah meminta maaf pada Tiana seperti keharusan baginya. Tiana menoleh lalu sejenak menatap Jefry memindai wajahnya, wajah orang yang pernah menghinanya, lalu cepat-cepat ia berlalu tanpa kata, enggan berurusan dengan pria itu meski Jefry masih sibuk memanggilnya.
Apa yang membuat Tiana menangis tadi?
Adalah ketidak berdayaannya menghadapi situasi, ibunya memerlukan banyak uang untuk pengobatan sedang tabungannya tak tersisa.
Ia ke kampus sebenarnya tujuan bukan kelas tapi ikhtiar mencari bantuan, mungkin ke Shifa untuk meminjam uang tapi mengingat ke adaan sahabatnya yang juga lagi sakit, atau ke Tari dan Nova tapi belakangan juga salon sumber penghasilan mereka tutup karena insiden video itu.