Usai bercengkrama dengan Shifa beberapa saat, Tari dan Nova pamit, terkecuali Tiana ia masih hendak bersama Shifa.
Hari ini adalah jadwal kemoterapi untuk Shifa, sebelum itu Tiana memandikan Shifa, Tiana tak kuasa menahan air mata ia menyeka samar agar tak terlihat oleh Shifa, kondisi fisik sahabatnya itu yang membuatnya sangat iba.
Badan yang lemah teramat kurus seolah hanya tulang di balut kulit, juga rambut tersisa sedikit helai di kepala rambut rontok karena efek pengobatan yang di jalani.
Tiana mengusap tubuh Shifa dengan spon, air mengaliri tubuh lemahnya, bukan dari rahim yang sama untuk kasih sayang itu terbentuk, buktinya kini bagai seorang adik yang memandikan kakaknya, merawatnya dengan penuh kasih, seulas senyum merekah pun lahir di bibir Shifa.
Tiana masih menemaninya sampai kemoterapi selesai, tapi lagi-lagi air mata tak dapat Tiana bendung melihat Shifa mual-muntah dan rintihan karena rasa sakit menjalar, mungkin efek dari kemoterapi, sahabatnya itu begitu menderita.
***
Murung sendirian di kantin kampus, Tiana merindukan saat-saat bersama para sahabatnya Tari di keluarkan dari kampus, Nova masih menjalani skorsing dan Shifa terbaring di rumah sakit, kesendirian mengurangi semangatnya, hanya berharap keceriaan dan canda seperti dulu bisa terulang.
Profesor Razan melintas tak jauh dari tempa Tiana duduk ada sesuatu hal yang muncul di pikirannya, kemudian Tiana bergegas menyambangi Profesor.
"Selamat siang Prof." Sapa Tiana.
"Siang."
"Boleh waktunya sebentar Prof, ada hal yang hendak saya bicarakan,"
Sejenak berpikir, apa gerangan? Lalu mengiyakan.
"Boleh, silahkan ke ruangan saya,"
"Baiklah Prof terimakasih."
Sebenarnya Tiana juga ragu, sedikit deg-degan atas apa yang ingin di sampaikannya, ada hal tiba-tiba muncul di pikirannya.
"Silahkan duduk,"
Gadis di hadapannya ini membuat Profesor Razan sedikit penasaran, Tiana bukan anak didik jurusannya, lalu apa yang hendak ia bicarakan, waktunya senggang jadi ia memberi kesempatan pada mahasiswi ini. sebelumnya sepertinya tidak ada interaksi, ia tidak tau nama sang gadis, ia hanya ingat gadis ini beberapa kali terlihat bersama Shifa.
"Ada apa ya?" Tanya profesor memulai obrolan.
" Maaf Prof mengganggu waktunya,"
"It's ok."
Tiana menarik nafas panjang sebelum lanjut bicara "Ini tentang Shifa Prof."