Tak banyak berkata, hanya sorot mata berbinar menyambut kunjungan para sahabatnya plus penampilan baru mereka.
Tari meletakkan buah tangan sekeranjang buah lalu menghampiri Shifa memeluk dan mencium.
"Are you oke sweet heart," Tanya Tari.
"Ya, aku merasa enakan seharian ini."
"Fa, apa ada seseorang yang datang menjengukmu kecuali kami?" Tanya Tiana tiba-tiba
"Tadi Maliq kesini."
"Selain itu?"
"Lo berharap siapa sih yang datang?" Sela Nova.
Profesor Razan! Sebut Tiana dalam hati setelah kabar yang dia sampaikan pada Profesor Razan belum ada tanda kepeduliannya untuk datang. Atau mungkin belum sempat, ia tau juga baru kemarin siang.
"MashaAllah kalian sangat cantik."
Benar saja, pujian Shifa sudah di tebak Nova dari tadi, Nova mengedipkan mata ke arah Tari dan Tiana.
"Udah tau Fa lo bakal bilang kayak gitu, tapi ini bikin gerah." Keluh Nova.
"Lama-lama kalau terbiasa rasanya pasti adem."
"Emang sudah dari tadi dia mengeluh, gerah dan gelut sendiri sama jilbabnya," adu Tari ke Shifa.
"Ini boleh di lepas lagi nggak sih."
Shifa hanya senyum atas ke rewelan Nova pada jilbabnya.
Dokter masuk di ikuti seorang Suster mendorong kursi roda, dokter yang telah beberapa kali bertemu ke tiga sahabat Shifa sekilas menatap gadis-gadis mungkin sedikit mengambil perhatiannya pada penampilan mereka.
"Syukurlah kalian pada datang dan di waktu yang tepat."
"Waktu yang tepat, ada apa ya Dok?" Tanya Tiana sedikit tegang.
"Dari kemarin Shifa mau jalan-jalan, Shifa merengek mau keluar katanya bosan tidur terus. Tapi! Karena kondisinya nggak memungkinkan Shifa tidak di perbolehkan."
"Oh, terus sekarang apa boleh Dok?" Tanya Tiana lagi.
"Kodisinya memungkinkan, sekarang Shifa terlihat lebih segar, kalian bisa membawanya jalan-jalan di sekitaran taman rumah sakit."
Senyum mengambang dari bibir Shifa hampir sebulan ia hanya di dalam ruangan meringkuk di tempat tidur semoga ke luarnya ia dari kamar pertanda harapan sembuh semakin besar.
"Tapi harap Shifa jangan sampai lelah, tetaplah di kursi roda dan batasi terlalu banyak gerakan."
"Baiklah Dok, aku akan mengawasinya." Nova sumringah.