Ayam Kampus Story

Sukma Maddi
Chapter #28

Open BO

Ada yang berbeda dari ketiga gadis Tiana, Nova dan Tari biasanya mereka aktif, dan ceria. Kini mereka nampak kurang semangat dan lesu bersamaan.

Sedang di hadapan mereka di atas meja tergeletak sejumlah uang dan satu gelang emas.

"Tetap saja uangnya tidak cukup, ini perhiasan terakhir yang gue punya." Tukas Tari.

"Gue coba WhatsApp Dokter yang nanganin Shifa kali aja dia masih bisa bantu," jawab Nova.

"Aku kira masalah administrasi bukan urusan Dokter."

"Dokternya sangat baik, gue cuma minta tolong agar jadwal tagihan rumah sakit di tangguhkan semoga Dokter bisa berkoordinasi dengan pihak administrasi."

"Dokter mana ada ngurusin gituan." Jawab Tari pesimis.

"Gue hanya mencoba, namanya juga usaha, ya semoga worth it," ketus Nova kesal merasa usahanya tanpa dukungan.

Percakapan di antara dua sahabatnya Tiana lagi-lagi ia hanya diam, ia tidak punya uang untuk membantu tapi ia kepikiran dengan Jefry, sejauh ini Jefry masih mengejar-ngejarnya. Apa mungkin Jefry bersedia menggelontorkan uang, ia teringat sejumlah uang yang ia kembalikan dengan melemparnya secara kasar tepat di muka Jefry, sejumlah uang itu kadang membuatnya sesal andai uang itu tidak di kembalikan tentu bisa dipakai untuk biaya rumah sakit, tapi disisi lain ia mengembalikan uang itu sudah tepat menegaskan bahwa dirinya tidak menjual diri demi sejumlah uang.

"Apa kita open BO aja kali ya."

Usul Nova asal bicara tapi sukses mendapatkan dua pasang mata dengan sorot tajam ke arahnya.

"Tapi bo'ong," lalu menertawakan reaksi sahabatnya.

Mendengar kata candaan Nova, Tiana terbayang kejadian satu malam itu ia memejam mata dan menggeleng cepat-cepat ia menghapus pesan yang sudah ia ketik untuk Jefry.

Rumah sakit

Ia meraba tubuhnya, seluruh badannya terasa ngilu sudah berbulan Shifa terbaring menjalani pengobatan tapi kesembuhan sepertinya tak kunjung.

Ia teramat lelah dengan penyakitnya dan khawatir suatu saat ke putus asaan akan menghampiri kala ia masih berjuang untuk sembuh.

Ia tak terjaga meski matanya terpejam dari sudut mata kristal bening itu jatuh, lalu sapu tangan mendarat lembut menghapus air mata.

Lihat selengkapnya