Ayam Kampus Story

Sukma Maddi
Chapter #31

Ayam kampus story

Jadilah kuat untuk diri sendiri karena masalahmu, orang lain tidak akan ikut andil.

Quotes itu tidak sepenuhnya benar kepada sebagian orang yang beruntung, masih ada orang yang care bahkan berkorban.

Atau di dunia ini hukum tabur tuai berlaku, seperti Shifa mengasuh para gadis mengajarkan mereka untuk hidup lebih mulia. Kini balasan dari para gadis itu juga pengorbanan tak tanggung, saat ini masih ada orang yang rela menjual tubuhnya untuk kesembuhan sahabatnya. Ya hanya sahabat bukan orang tua atau saudara.

Sesuatu yang langka bukan?

***

Tia menyambangi Profesor Razan yang termenung menunduk.

"Prof, saya kira anda sudah berada di Singapura."

"Aku tidak tenang memikirkan Shifa jadi aku urung ke sana, lagi pula jadwalnya bisa di undur."

"Kondisi Shifa makin lemah penanganan harus lebih intensif tapi biaya rumah sakit sudah sangat membengkak dua bulan Tari dan Nova menanggungnya ketika jaminan kesehatan pemerintah sudah habis terpakai."

"Jangan khawatir biayanya sudah aku handle, maaf sebelum-sebelumnya aku terlalu banyak memikirkan Shifa hingga aku tidak memikirkan itu."

Memejamkan mata tarikan nafas dan hembusan panjang yang begitu melegakan setelah seharian berjibaku dengan kegelisahan dan hampir saja maksiat itu terjadi, tapi cara Tuhan patahkan semua di luar pikiran.

"Terimakasih Prof,"

"Tia taukah kamu saat ini aku takut."

"Sama Prof, kita juga."

"Aku benar-benar melihat kebaikan dari gadis itu, semoga Shifa panjang umur."

"InsyaAllah Shifa akan sembuh," ucap Tiana menguatkan.

"Aku ingin menikah dengannya, tapi Shifa skeptis dan menganggapku kurang berlogika dengan menikahi wanita sakit," ia curhat lalu tidak bisa menahan rasa di dadanya hingga ia menutup wajah, ya, ia menangis. Terlepas dari kharismatiknya dia manusia biasa bisa menangis, ia punya perasaan, dan saat ini perasaannya menderita.

Tiana baru saja duduk di samping sang dosen lalu jeritan terdengar dari kamar Shifa.

"Shifa...."

Jeritan Nova di dalam, apa yang terjadi? Profesor Razan dan Tiana bergegas masuk. Kembali Shifa hilang kesadaran Tari mengguncang pelan tubuh Shifa tiada reaksi. Tak lama dokter datang dengan panik

"Harap kalian bisa keluar biar team medis bekerja."

"Baik Dok."

Sedikit menyeret tubuh Nova keluar oleh Tiana karena berkeras melihat Shifa seolah tak mendengar aba-aba dokter.

Cemas, sedih dan menerka-nerka apa yang terjadi pada Shifa di dalam sana. Profesor Razan dan Tari duduk tenang dengan pikiran berkecamuk Tiana berdiri, sedangkan Nova mondar-mandir menanti dokter keluar menyampaikan kondisi Shifa.

15 menit kemudian dokter pun keluar spontan mereka mengerubungi.

"Bagaimana Dok kondisi Shifa?" Tanya Tari.

"Seharian ini keadaannya sangat lemah sudah dua kali tidak sadarkan diri, mungkin tadi kalian sempat berbicara dengannya, apa yang Shifa bilang?"

"Shifa hanya ingin kami terus ada bersamanya," tukas Tiana.

Lihat selengkapnya