Ayesha

Noura Publishing
Chapter #1

BAB 1

Dia penasaran apakah akan melihat gadis itu hari ini.

Khalid Mirza duduk di meja sarapan di dapurnya yang mi­nimalis, kaki panjangnya nyaris menyapu lantai. Saat itu pukul tu­juh pagi dan matanya mengembara ke jendela, yang memperlihat­kan pemandangan terbaik kompleks townhouse di seberang jalan.

Kesabarannya berbalas.

Seorang gadis yang mengenakan hijab ungu, kemeja biru, bla­zer, dan celana hitam berlari menuruni undakan townhouse yang terletak di tengah, sembari mencoba menyeimbangkan travel mug keramik merah dan tas kanvas di tangannya. Dia sedikit tersan­dung, tetapi berhasil menahan diri dan berhenti tepat di depan se­buah sedan tua. Dia lalu meletakkan moknya di kap mobil dan membuka pintu.

Sejak pindah ke kompleks ini dua bulan lalu, Khalid telah me­lihat gadis itu beberapa kali; selalu membawa mok keramik me­rah­nya, selalu terburu-buru. Gadis itu bertubuh mungil, dengan mu­ka bulat dan senyum menenangkan, serta kulit keemasan mengilap sewarna tembaga yang tampak berkilau di bawah langit pagi bu­lan Maret yang muram.

Tidak sopan menatap perempuan, tidak peduli betapa mena­riknya hijab ungu yang mereka kenakan, Khalid mengingatkan diri sendiri. Namun, matanya terarah kembali kepada gadis itu dengan tatapan sayu. Gadis tersebut begitu cantik.

Suara musik Bollywood yang meraung dari pelantang sebuah mobil membuat gadis itu membeku. Dia mengamati sekeliling To­yo­ta Corolla-nya dan mendapati sebuah Mercedes SLK konver­tibel merah mendekat. Khalid melihat bagaimana gadis itu ke­mudian me­­ringkuk di belakang mobilnya. Dari siapa gadis itu ingin bersembu­nyi? Khalid mencondongkan tubuh agar bisa melihat lebih jelas.

“Apa yang sedang kau lihat, Khalid?” tanya ibunya, Farzana.

“Tidak ada, Ammi1,” sahut Khalid, menyuapkan telur orak-arik lembek yang disiapkan Farzana untuk sarapan ke mulutnya. Ketika dia kembali mendongak, si gadis dan tas kanvasnya telah berada di dalam mobil.

Tidak dengan mok merahnya.

Lihat selengkapnya