AYU SITA (Sepupuku Tercinta)

Dinda Angelica
Chapter #4

(4)

Pagi ini cuacanya terasa begitu hangat. Aku sangat bersemangat hari ini, karena aku akan mengantarkan Langit ke sekolahnya.

Hari ini adalah hari pertama Langit sekolah.

Aku mencium pipi Langit untuk membangunkannya.

"Sayang bangun yuk" ujarku, sambil terus mencium pipi kanan dan kirinya.

Langit pun menggeliat. Ia mengedip-ngedipkan matanya, untuk memulihkan kesadarannya. Ia duduk di kasur, sambil mengucek matanya, dan sesekali ia menguap. Sungguh menggemaskan sekali anakku ini. Aku kembali mencium pipinya, tapi seperti biasa, Langit malah mendorong wajahku sambil merengek. Aku pun jadi tertawa karena tingkah Langit.

"Mama!" ambek Langit.

"Hahaha iya ampun deh bos, yuk mandi, kan sekarang Langit harus sekolah"

"Iya-iya" jawab Langit.

Ia pun turun dari kasur, aku pun mengikutinya. Aku bergegas untuk membantu Langit untuk bersiap-siap. Tidak lupa setelah Langit mengenakan seragamnya, aku menyisir rambutnya dengan rapi. Aku tidak memberikan minyak rambut ke rambut Langit, karena aku sudah mengeramas rambutnya. Setelah itu, aku memberi sedikit bedak bayi ke mukanya. Lalu memberi parfum dengan gambar batman, kesukaan Langit.

Setelah semuanya selesai, aku memerhatikan anakku itu. Tidak terasa, kini Langit sudah besar saja. Padahal rasanya baru kemarin, aku masih mengaisnya dengan gendongan.

"Kenapa Ma?" tanya Langit bingung.

Sepertinya Langit kebingungan, karena aku terus memandanginya.

"Ah nggak, Langit mau makan apa sayang?" tanyaku lembut.

"Mau roti cokelat"

"Oke siap, Mama siapin dulu ya" ujarku.

Langit hanya menganggukkan kepalanya.

Selagi aku menyiapkan roti, dan membuatkan susu untuk Langit, Langit duduk di sofa, sambil menonton TV.

Setelah selesai, aku pun sarapan bersama dengan Langit.

Sepotong roti dengan segelas teh hangat, memang menu sarapan yang terbaik.

Setelah selesai sarapan, aku segera mengantarkan Langit ke Sekolah.

Sepanjang perjalanan, Langit terus menggenggam tanganku. Sepertinya Langit tengah gugup.

Sesampainya di TK, Langit hanya diam sambil menggenggam tanganku. Ia enggan masuk ke kelasnya. Sepertinya Langit memang benar-benar gugup.

"Ayo masuk sana" titahku.

Langit perlahan melepaskan tanganku. Lalu ia malah menggigit-gigit jari tangannya. Aku paham, ia pasti sedang merasa takut, karena ini adalah pengalaman pertamanya.

Aku memegang tangannya lembut, sembari menurunkan tangannya, agar ia tidak menggigit jarinya lagi.

"Ga apa-apa kok sayang, nanti di dalem bakal ada Ibu guru yang baik. Nanti Langit pasti ketemu sama temen-temen juga. Jangan takut ya sayang" ujarku lembut.

Tidak lama kemudian ada guru Langit yang menghampiri kami.

"Halo siapa ini namanya?" tanyanya ramah.

"Langit" jawab Langit pelan.

"Oh Langit, namanya bagus sekali ya. Yuk kita masuk" ajak guru Langit ramah.

Langit menatap ke arahku. Aku pun membalasnya dengan tatapan yang hangat.

"Ga apa-apa sayang, tuh gih masuk" ujarku.

Langit pun hanya menganggukkan kepalanya. Ia pun segera mencium tanganku.

"Mari Bu" ujar gurunya Langit.

"Iya Bu" jawabku.

Sebelum masuk ke kelasnya, aku melambaikan tanganku dahulu kepada Langit. Ia pun membalas lambaian tanganku, sembari memaksakan dirinya, untuk tersenyum kepadaku.

Lihat selengkapnya