AYU SITA (Sepupuku Tercinta)

Dinda Angelica
Chapter #11

(11)

"Ma ada telepon" ujar Pelangi sambil memberikan ponsel kepadaku.

"Makasih sayang" ujarku.

Di ponselku terpampang nama Jaka. Aku sedikit bingung, ada perlu apa Jaka menghubungi nomorku.

Tapi, sepertinya Jaka memang sedang ada keperluan denganku. Akhirnya aku pun mengangkat telepon dari Jaka.

"Iya, halo, ada Ka?" tanyaku kepada Jaka.

"Ini teh, aku udah di depan rumah Teteh"

"Di rumah aku?" tanyaku kaget.

Sebelumnya, Jaka memang meminta alamat rumahku. Tadinya aku kira dia hanya basa basi saja. Tapi ia malah benar-benar datang ke rumahku.

"Iya Teh, kan tadi aku udah nanya rumah Teteh" ujar Jaka enteng.

Aku segera mengintip ke arah luar rumahku, melalui jendela. Ternyata Jaka memang benar-benar ada di depan rumahku. Ada perlu apa sebenarnya ia, sampai datang jauh-jauh ke rumahku?

Tanpa pikir panjang, aku pun segera menghampirinya.

Jaka nampak tersenyum, saat melihat aku keluar dari rumah.

"Ada apa Ka, datang jauh-jauh ke sini?" tanyaku to the point.

"Ini teh, aku mau nganter sedikit oleh-oleh dari Jakarta"

"Oh gitu, makasih ya Ka. Padahal ga usah ngerepotin"

"Ga ngarepotin kok Teh"

"Ya, udah yuk masuk dulu" ajakku.

"Ga usah Teh, aku masih ada urusan lain. Lain kali aja ya Teh"

"Oh iya ga apa-apa"

"Ya udah, aku pamit dulu ya Teh. Asalamualaikum"

"Walaikumsalam" jawabku.

Setelah berpamitan denganku, Jaka pun segera melajukan motornya.

"Dasar Jaka, ada-ada aja" gumamku.

***

Saat hendak tidur, aku mengecek ponselku terlebih dahulu. Ternyata ada pesan masuk dari Jaka.

"Teh besok sibuk ga?" tanya Jaka melalui aplikasi Whatsapp.

"Nggak sih Ka, emangnya ada apa?" tanyaku bingung.

Tidak lama kemudian, Jaka pun membalas pesanku.

"Mau ga Teh, besok temenin aku cari-cari kerjaan?"

"Boleh Ka, mumpung besok anak-anak mau nginep di rumah Bapak"

"Oke deh Teh, nanti besok aku jemput ya"

"Iya"

"Selamat istirahat Teh" pesan Jaka.

Aku tidak membalas pesan terakhir dari Jaka itu. Entah kenapa, gaya bicara dan tingkah lakunya Jaka kepadaku terasa aneh. Apa ini hanya perasaanku saja ya?

Ah sudahlah, sebaiknya aku tidur saja.

Aku pun mematikan ponselku, dan segera memejamkan mataku.

***

Keesokan harinya, aku mengantarkan Langit dan Pelangi ke rumah Bapak.

Pelangi merengek ingin menginap di rumah Bapak, karena hari ini adalah hari sabtu, dan besok anak-anak libur sekolah. Jadi, kami sekeluarga menginap di rumah Bapak.

***

Saat aku sedang mengobrol dengan Bapak. Gawaiku pun berbunyi, tanda ada sebuah pesan yang masuk ke whatsappku.

Ternyata pesan itu dari Jaka. Jaka memberi tahu, jika ia sudah ada di depan rumah Bapak.

"Pak Sita berangkat dulu ya, Jaka udah ada di depan katanya" ujarku kepada Bapak.

Sebelumnya, aku sudah berbicara kepada Bapak, bahwa hari ini, aku akan menemani Jaka untuk mencari pekerjaan, karena Jaka memang tidak tahu seperti apa jalanan kota Bandung yang sekarang. Maklum saja, sedari SMA, Jaka sudah merantau ke Ibu kota.

"Iya sok hati-hati" jawab Bapak, sembari memasangkan kepingan puzzle bersama dengan Pelangi.

"Aa sama Neng, jangan pada nakal ya, jangan ngerepotin kakek" ujarku.

Lihat selengkapnya