"Eh Ka, yuk masuk" sapaku, ketika Jaka datang berkunjung ke rumahku.
Akhir-akhir ini Jaka memang biasa, berkunjung ke rumahku.
"Di sini aja Teh" ujar Jaka.
Ia pun duduk di teras rumahku, sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Aku rasa ia sedang kepanasan, keringat pun mengucur dari dahinya itu.
"Sebentar ya Ka, aku ke dalem dulu" ujarku.
"Iya Teh" jawab Jaka.
Aku mengambil sebotol minuman dingin dari kulkas, dan membawa kipas milik Pelangi. Setelah itu, aku pun kembali menghampiri Jaka.
"Nih, diminum dulu. Sama ini pake kipasnya Neng Pelangi" ujarku sambil memberikan sebotol minuman dingin, dan kipas kepada Jaka.
"Diminum ya Teh" ujar Jaka sambil mengambil botol minumannya.
Ia membuka jaket yang ia kenakan, lalu meneguk minumannya, hingga kini tersisa setengahnya. Jaka pun mulai mengipasi badannya itu.
Aku tertawa ketika melihat Jaka. Bagaimana tidak, tubuh Jaka yang gagah, malah mengipasi badannya dengan kipas bergambar barbie, aku jadi geli sendiri melihatnya.
"Kenapa sih Teh?" tanya Jaka heran.
"Itu kamu, badan kekar gitu malah ngipasin badan pake kipas barbie, lucu banget deh" ujarku sambil tertawa.
Jaka malah memerhatikan wajahku. Sontak aku pun menjadi berhenti tertawa.
Wajah Jaka terlalu dekat denganku, sehingga aku pun menjadi salah tingkah. Aku segera memalingkan wajahku.
"Ciee salting" ledek Jaka sambil mencolek hidungku.
"Ih apaan sih Jaka" ambekku.
Jaka malah tertawa karena tingkahku, aku pun memukul-mukul badannya karena kesal.
"Aw" ringis Jaka, ketika aku tidak sengaja mengenai area mata Jaka.
"Aduh maaf ya" ujarku.
Aku pun refleks memegang wajah Jaka, untuk memastikan mata jaka baik-baik saja.
Deg.. Deg.. Deg..
Jantungku berdegup begitu kencang. Wajah Jaka memang benar-benar tampan. Matanya pun begitu indah, mata Jaka terlihat begitu cokelat.
Jaka, menarik tanganku dari wajahnya. Ia meletakkan tanganku, ke pahaku. Sementara aku, masih tetap membeku.
"Aku ga kenapa-napa kok Teh" ujar Jaka, sambil mengelus lembut tanganku.
Entah kenapa perasaanku makin terasa tidak karuan.
Aku pun beranjak dari dudukku, karena aku begitu gugup.
"Aw" rintihku, ketika tidak sengaja kepalaku mengenai meja warung.
Refleks, Jaka langsung mengelus-elus kepalaku, sepertinya Jaka pun terkejut, karena bunyi benturannya cukup keras.
"Hati-hati atuh Teh" ujar Jaka, sambil terus mengelus-elus kepalaku.
Aku tahu perasaan ini sudah tidak benar lagi. Tapi, aku merasa begitu nyaman atas perlakuan Jaka kepadaku.
"Masih sakit?" tanya Jaka.
Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Oh baguslah" ujar Jaka.
Jaka pun kembali duduk, lalu ia kembali meneguk minumannya. Ia bertingkah seolah-olah, tidak terjadi apa-apa barusan. Aku begitu malu, sepertinya hanya aku saja yang jadi salah tingkah. Mungkin hanya aku saja yang terlalu terbawa suasana.