Hubunganku dengan Jaka mengalir begitu saja. Kami layaknya sepasang kekasih pada umumnya. Setelah memutuskan untuk bersama-sama, kami tidak pernah membahas masalah mengenai pertalian saudara kami.
Selama ini Jaka selalu meyakinkanku, bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku pun telah memasrahkan semuanya kepada Sang Pencipta. Semoga saja semesta mendukung kami, untuk tetap bersama.
***
"Halo Yu, Pelangi ada?" tanya Jaka melalui sambungan telepon.
"Iya ada, lagi nonton TV, bentar ya aku panggilin dulu" ujarku.
Aku pun menghampiri Pelangi yang tengah asik menonton TV, bersama dengan Langit.
"Neng.. Ini om Jaka telepon" ujarku kepada Pelangi.
Aku pun memberikan gawaiku kepada Pelangi.
"Halo om" sapa Pelangi.
"Oh, iya boleh. Iya terserah om aja. Oke" ujar Pelangi, yang kini sedang tersambung dengan Jaka melalui saluran telepon.
"Ini Ma" ujar Pelangi sambil memberikan gawai kepadaku.
Aku kembali lagi ke dalam kamar, dan melanjutkan percakapanku dengan Jaka.
"Tadi kamu ngobrol apa sama Pelangi?" tanyaku penasaran.
"Ciee kepo" ujar Jaka sambil tertawa.
"Terserah deh"
"Ciee ngambek nih"
"Apaan sih Ka" rengekku.
Jaka malah tertawa ketika mendengar rengekanku.
"Ya, udah aku matiin dulu ya teleponnya. Nanti malem aku ke rumah kamu"
"Iya"
"Oke deh, asalamualaikum"
"Walaikumsalam" jawabku.
Setelah tidak ada percakapan lagi diantara aku dan Jaka, Jaka pun langsung mematikan sambungan teleponnya.
Aku kembali menghampiri anak-anakku. Lalu duduk bersama dengan mereka di karpet.
"Neng.." panggilku pada Pelangi.
"Apa?" tanya Pelangi, sambil melirik ke arahku.
"Tadi ngomong apa sama om Jaka?" tanyaku penasaran.
"Kata om Jaka rahasia" ujar Pelangi polos.
"Oh.. Ya udah" ujarku.
Jaka memang menyebalkan. Dia memang sangat senang menjahiliku.
***
Malam pun tiba. Saat aku tengah membaringkan tubuhku di kasur, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Aku yakin, pasti Jaka yang datang.
Aku beranjak dari tempat tidur, dan segera membukakan pintu.
Benar saja, ternyata Jaka yang datang ke rumahku.
"Yuk masuk" ajakku.
Jaka pun masuk ke dalam rumah.
Ia langsung duduk di karpet, sedangkan aku memanggil anak-anakku terlebih dahulu.
Aku menghampiri Pelangi dan Langit yang tengah berada di kamar Langit.
"Neng, A, itu om Jaka udah datang" ujarku kepada Pelangi dan Langit.
Langit dan Pelangi langsung beranjak dari kasur, dan berhenti bermain permainan di gawai Langit.
Mereka sangat antusias dengan kehadiran Jaka. Aku jadi senang ketika melihat anak-anakku senang.
"Ka bentar ya aku bikin minum dulu" ujarku, kepada Jaka.
Aku pun berjalan ke arah dapur, dan membuatkan segelas kopi untuk Jaka.
Setelah selesai, aku pun langsung menghampiri Jaka dan anak-anakku yang kini tengah berbincang dengan Jaka di karpet.
"Diminum Ka" ujarku kepada Jaka.
"Makasih ya" ujar Jaka.
"Iya" jawabku.
Aku melihat ke arah Pelangi dan Langit, yang sedang memakan martabak cokelat.
"Aduh Neng sama Aa makan apa nih?" tanyaku.
"Martabak Ma" ujar Pelangi sambil memasang senyumannya padaku.
"Udah bilang makasih belum ke om Jaka?"
"Udah Ma" jawab Pelangi.
"Pinter, anak Mama" ujarku, sambil mengelus lembut kepala Pelangi.
"Besok anak-anak libur kan?" tanya Jaka padaku.
"Iya pada libur, kenapa emangnya?"
"Aku mau ngajak anak-anak main"
"Wah asik" ujar Pelangi semangat.
Aku mengusap-usap kepala Pelangi, sembari tertawa karena tingkah Pelangi.
"Nanti besok om jemput ya, jam 10an" ujar Jaka.
"Oke deh om" ujar Pelangi dengan penuh semangat.