‘Lepaskan Nanda, Muhita. Dia nggak cinta sama kamu, dia tersiksa hidup sama kamu.’
Pelan-pelan, aku menyibak selimut. Meraih jubah piyama lalu mengenakannya. Hati-hati merangkak turun dari tempat tidur.
Hawa dingin langsung menyergap telapak kakiku yang telanjang. Hawa dinginnya kemudian merambat sampai ke hati. Aku berdiri di sisi tempat tidur, menatap wajah lelap Mas Nanda. Dia sangat tampan. Memasuki usia awal tiga puluhan, dia terlihat semakin dewasa dan maskulin. Membuatku semakin dan semakin mencintainya.
Aku melangkah tanpa suara. Duduk di sisi lain tempat tidur. Menatap Mas Nanda dari jarak yang lebih dekat. Seakan tak pernah puas, aku mencondongkan tubuh agar lebih dekat lagi. Samar-samar, embusan napas yang teratur terasa menerpa wajahku.
Mas Nanda benar-benar tampan.
Hati-hati, jari-jariku menelusuri alis yang tebal. Kelopak mata dengan bulu mata lurus yang lebat. Hidung bangir di atas bibir yang sedikit terbuka. Jari-jariku terus merayap, menyusuri rahang tegas nan kokoh. Potret wajah ini begitu sempurna di mataku. Aku sangat menyukainya.
Air mataku tiba-tiba jatuh bercucuran. Menetes ke atas selimut. Rasa sesak mendadak muncul menghimpit dada. Rasa sesak yang membuatku sangat tidak berdaya.
‘Lepaskan Nanda, Azila. Dia nggak cinta sama kamu, dia tersiksa hidup sama kamu.’
Kata-kata Sabrina tiba-tiba terngiang.
Aku menggigit bibir yang bergetar. Mencengkeram selimut kuat-kuat.
Tapi aku mencintainya, mencintai suamiku.
…
Aku dan Mas Nanda menikah empat tahun lalu. Saat itu, usiaku baru dua puluh dua tahun. Sebenarnya, calon suamiku saat itu bukan Mas Nanda, melainkan Devin. Namun, Devin tidak datang. Dia menghilang tanpa alasan tepat di hari pernikahan. Tak ingin menanggung malu, Papa meminta seorang kepercayaannya untuk menjadi mempelai priaku menggantikan Devin. Dialah Mas Nanda.
Papa tidak bermaksud menjadikan Mas Nanda benar-benar menjadi suamiku. Dia hanya ingin menutupi malu. Namun, saat itu aku malah mengatakan omong kosong.
“Mas Nanda, kita udah menikah. Jadi kenapa kita nggak meneruskannya ajah?”