Azula

NuBy
Chapter #11

11 - Pilihan Runa

Hanya ada Azula dan Raka di lapangan basket sekolah. POS hari pertama sudah selesai, hampir semua murid SDHS sudah pulang ke asrama dan rumahnya masing-masing. Hari pertama POS biasanya memang lebih menguras tenaga, sedangkan hari-hari berikutnya terasa lebih ringan karena tubuh sudah menyesuaikan kegiatan, kemudian pada hari terakhir POS capek yang sesungguhnya baru akan terasa.

Tapi itu tidak berlaku untuk Azula, dari hari pertama sampai akhir dia akan terus aktif, tenaganya tidak ada habisnya. Kalau Azula diibaratkan ponsel maka baterainya 100% awet. Seperti saat ini, Azula masih dengan semangat berlatih basket satu lawan satu dengan Raka yang terlihat sudah kelelahan dan susah mengimbangi gerakan Azula yang masih gesit seperti tupai.

“Zula, kamu marah padaku?” tanya Raka di sela-sela permainan, pemuda bertubuh tinggi itu agak khawatir karena Azula dari tadi hanya diam sejak dari kantin. Sejak tahu Azula terjebak di rooftop hari itu, Raka jadi selalu menyalahkan dirinya. Dia selalu gelisah dan khawatir Azula marah padanya. Apalagi setelah kejadian itu Azula tidak pernah mengunjungi lapangan basket. Dan mengabaikan semua chat-nya.

“Kenapa aku harus marah?” Azula balik bertanya tanpa mengalihkan fokusnya pada permainan basketnya. “Gara-gara kamu menggagalkan aku nendang Runa tadi? Aku enggak ma-“

Raka dengan cepat merebut bola basket dari Azula lalu mengunci pergerakan Azula dengan kedua tangannya yang memegang bola basket di belakang tubuh Azula. Keduanya terpaku, Azula tampak kaget karena gerakan tiba-tiba Raka yang menguncinya. Tapi mana ada gerakan mengunci lawan main dengan posisi seperti ini?

Why?” tanya Azula karena Raka menatapnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

“Maaf.” Ucap Raka.

“Maaf untuk apa?” Azula kembali bertanya dengan wajah bingung.

“Karena aku kamu jadi kejebak di rooftop, aku emang bodoh nggak nemuin kamu dulu sebelum pergi waktu itu.” Raka menatap Azula dalam, ada penyesalan di sana. Dia tidak bisa membayangkan keadaan Azula waktu itu yang tidak bisa keluar dari rooftop sehingga gadis itu harus kehujanan berjam-jam dalam badai petir. Untung saja Azula baik-baik saja, seandainya terjadi apa-apa pada Azula, Raka tidak akan pernah memaafkan dirinya. Tapi di sisi lain harus Raka akui kalai dia merasa terganggu ketika mengetahui Runa yang menolong Azula. Dari semua orang yang ada di sekolah waktu itu kenapa harus Runa yang menolong Azula?

“Hei ayolah, aku aja udah lupa kejadiannya. Lagi pula itu bukan salahmu karena aku sendiri yang nekat ke rooftop sendirian.” Kata Azula.

“Terus kenapa kamu nggak datang main basket lagi dan nggak bales chatku?”

“Itu karena aku sibuk latihan panahan buat POS.” Jawab Azula. “Raka, bukankah kita terlalu dekat sekarang?” lanjut Azula karena Raka sudah seperti akan memeluknya.

Raka terkejut, dia langsung melepas Azula dengan canggung. “Sorry.” Ucapnya sambil mati-matian menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah. Sebenarnya dia juga bingung kenapa dia melakukan hal memalukan begini. Raka tadi refleks mengunci Azula karena dia menyebut nama Runa. Entahlah emosinya langsung meluap saat itu. Untung saja tiba-tiba ponsel Raka berbunyi, ada notifikasi pesan sehingga Raka dengan mudah menghindari Azula.

Alin : Lagi sama Azula kan? Suruh dia nonton live ig sekolah sekarang.

Alin : You too.

Lihat selengkapnya