Setelah penampilan band selesai Azula langsung berubah seperti anak ayam lepas, kali ini dia menyeret Alin dan Runa mengunjungi berbagai kios yang menjual makanan. Gadis itu tanpa ragu membeli ini dan itu, hebatnya dia menghabiskan makanannya tanpa sisa. Runa melongo melihat Azula jadi bar-bar begini, ditambah Alin yang ternyata sama rakusnya dengan Azula, Runa sempat mendengar gadis itu berseru “Bodo amat sama diet!”, astaga, badan kecil begitu kenapa musti diet coba?
Akhirnya Runa berhasil mengamankan kedua gadis itu ke tepi lapangan dan duduk bersama murid lain yang asik menonton pentas seni. Awalnya Azula tampak bosan bahkan sampai mengantuk. Runa menahan nafas saat pelan-pelan kepala Azula tersandar di bahunya, sepertinya Azula sudah tertidur, Runa bisa merasakan nafas teratur Azula. Ya ampun, mana ada orang mengantuk saat nonton pentas seni dengan suara musik heboh begini?
“Sial, aku jadi obat nyamuk nih?” gerutu Alin saat melihat Azula tidur dengan kepala menyandar pada bahu Runa.
“Sorry.” Sahut Runa santai meskipun jantungnya masih berdebar-debar.
“Sorry?” Alin menatap Runa curiga, “kamu beneran nganggep aku obat nyamuk? Kalian udah jadian?” tanya Alin heboh.
“Bukan gitu maksudku, maaf. Belum jadian, tapi sedang proses.” Ujar Runa lalu meringis.
Alin tersenyum geli, “Semangat ya dan sabar, Azula itu nggak peka kalau soal hubungan percintaan. Jangan sampai kamu kayak Raka.”