Blurb
Muhammad Azzam Rifai, lelaki tampan berdarah asli Bugis-Makassar, lulusan terbaik predikat Cum Laude IPK 3,89, khas pendidikan sekolah kedinasan di balik tembok asrama taruna, di Jakarta. Ayahnya berasal dari Luwu, itulah alasan Azzam menyukai sastra terbesar yang dimiliki Indonesia, I La Galigo --terpanjang di dunia melebihi epik India, Mahabarata dan Ramayana, juga melebihi epik Yunani, Homerus-- dan ibunya masih memiliki garis keturunan dari Raja Tiro di Bulukumba, Karaeng Tonang Deppaoha. Penggemar karya-karya Hamka, mengingat daerah ibunya yang dipengaruhi oleh ajaran Islam, dan tak lepas dari peran seorang ulama Minangkabau, Khatib Bungsu yang dikenal dengan nama Dato" Ri Tiro. Namun dalam keseharian, keluarganya masih kental dengan ajaran-ajaran Muhammadiyah, khas KH. Ahmad Dahlan. Pascakelulusannya, Azzam berkelana ke Pare untuk pendalaman bahasa karena dirinya masih memiliki keinginanan untuk mengejar beasiswa dan melanjutkan studi S2.
Pertemuan yang tak terduga dengan seorang gadis berkeyakinan Protestan keturunan Toraja-Solo, bernama Zivana Nathalia Tando. Ibunya keturunan Toraja --garis keturunan keluarga Tando-- dan ayahnya adalah Jawa tulen-Solo. Gadis gelita, bermata sipit, khas dengan kacamatanya ini adalah penggemar Novel Harry Potter. Nathalia adalah salah satu lulusan tercepat (3,5 tahun) Fakultas Hukum, UNS Solo. Keberangkatannya ke Pare dengan niat yang sama dengan Azzam, yang tidak lain adalah untuk masa depan pendidikannya. Bagaimana keseruan cerita menuntut ilmu di Kampung Inggris Pare yang dibalut dengan romansa menggetarkan keimanan Azzam yang juga seorang hafidz di depan gadis jelita serta keterpukauan Nathalia akan prinsip kokoh seorang Azzam di matanya? Saat kondisi tidak bersahabat lagi dan harus dihadapkan pada filosofi "perbedaan", bagaimana mereka bisa menyelesaikannya? Ayok baca lanjutannya dan saksikan keseruan dalam kisah novel ini: Azzam & Nathalia.