Hari ini adalah hari yang Balia tunggu untuk menentukan ia sekelas dengan Binar atau tidak. Balia juga lupa kalau semalam ia tidak bangun untuk shalat tahajjud, tapi batinnya selalu bicara kalau ia benar-benar ingin sekelas dengan Binar.
"Selamat pagiiii sayaaang!" Balia membuka pintu pagar sambil melambai pada seseorang yang berdiri tidak jauh dari Binar. Binar ikut menoleh saat Balia yang biasanya selalu menyapa dirinya kini menyapa orang lain.
Seseorang yang berada tidak jauh dari Binar balas melambai dan tersenyum riang, sepagi ini sudah disapa laki-laki setampan Balia. Siapa yang tidak bahagia?
"Apa liat-liat! Mau disapa juga? Males sapaan gue selama tiga tahun satu bulan lewat lima belas hari nggak pernah dijawab!" Binar yang melihatnya tercenung, langsung memakai helm dan enggan meladeni orang aneh seperti Balia.
Orang itu langsung pergi ke dalam untuk memakai sepatu dan bersiap pergi ke sekolah. Sementara Binar sedang menunggu Ayahnya mengeluarkan motor.
Lima belas menit Binar sampai di sekolah, pengumuman kelas sudah diletakkan di mading, Binar mendekat di antara kerumunan orang yang juga ingin melihat.
Nama ' Binarra Asiyyah ' berada di kelas sepuluh IPS 4 tanpa melihat nama 'Muhammad Balia Syahlaeeqa' Binar langsung berjalan ke lantai tiga untuk meletakkan tasnya.
Sementara Balia dititipkan segelas susu oleh Ibunya Binar karena orang itu lupa untuk meminumnya.
Balia membawa tupperware berisi susu sambil melihat daftar namanya. Entah, rasanya seperti mendapat kebahagiaan yang tiada bandingnya saat ia tahu kalau dirinya satu kelas dengan Binar.