B A L I A

Wulansaf
Chapter #11

S E P U L U H

 Setelah kemarin untuk kali pertama pulang sore hari, karena masing-masing ekskul mengumpulkan anggota yang baru untuk sekedar mengenal. 

  Balia kembali menjadi bintang idola di ekskulnya. Orang itu benar-benar mempesona di mana pun ia berada. 

  Sementara Binar menarik perhatian kakak kelas karena tubuhnya yang mungil. Tak sedikit kakak kelas yang berbisik entah berkata apa, yang jelas Binar benar- benar tidak suka. 

   Sabtu pagi ini Binar bangun pagi dan memang sengaja langsung mandi, berharap di meja makan Ibunya sudah memberikan sarapan untuknya. 

   Sifat Ibunya belum berubah dan Binar juga enggan bicara perihal apa yang ia inginkan dari Ibunya.

   Setelah mandi Binar duduk di meja makan, membuka tudung sajinya, ia kira tadi Ibunya sekalian memasakkan nasi goreng untuknya, ternyata nasi goreng itu hanya untuk Arsen yang sedang menonton kartun sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. 

  Binar berjalan keluar dengan perasaan sedikit kecewa. Kenapa yang dibuatkan sarapan hanya adiknya saja? 

  Ia membuka pintu gerbang rumah Balia yang tidak terkunci dan masuk ke dalamnya. Ternyata Maminya kembali pulang ke rumah setelah beberapa hari kemarin bekerja. 

  Binar bergabung dengan Gita dan Dean yang sedang menonton kartun. Sementara Maminya Balia memanggilnya ke dapur entah untuk apa. 

  "Nar, tolong bangunin Balia di kamarnya, ya. Ibu kamu lagi ngapain? Hari ini kita mau pergi arisan. Nanti kamu bantuin Mami bikin kue, ya." Maminya Balia sibuk ke sana sini entah sepagi ini ia mau membuat apa. 

  "Nggak tau Ibu lagi ngapain. Bikinnya sekarang, Mi?" 

  "Nanti, Mami mau buat sarapan dulu buat anak-anak." 

   Setelah itu ia berjalan ke atas untuk membangunkan Balia. Membuka pintu yang tidak terkunci, Binar menepuk jidatnya kala melihat Balia yang masih berkemul dengan selimutnya. 

  Perempuan itu membuka gorden dan jendela agar cahayanya masuk. Balia membuka sedikit matanya yang terkena sinar matahari pagi. Orang itu duduk dan mengerjap beberapa kali sebelum benar-benar sadar dari tidurnya. 

  "Selamat pagiiii!" Balia menyapa, tak lama ia menutup mulut karena menguap. 

Lihat selengkapnya