B A L I A

Wulansaf
Chapter #13

D U A B E L A S

Dalam memperingati HUT NKRI yang ke-70, guru prakarya memberikan tugas untuk membuat peta Indonesia di atas sebuah nampan yang di tempel dengan biji-bijian, seperti kacang hijau, padi atau jagung kering. 

  Binar dengan malas menatap Balia yang sedang duduk di sampingnya. Kali ini mereka satu kelompok untuk pertama kali. Sedang berbincang memikirkan konsep untuk tugas kelompoknya. 

  Sebenarnya untuk Balia sendiri, orang itu paling membenci pelajaran prakarya yang harus membutuhkan kreativitas tanpa batas. Balia lebih senang jika mengerjakan soal matematika dibanding harus mengerjakan tugas kelompok seperti ini. Sementara Binar jangan di tanya, orang itu memang kreatif sejak duduk di sekolah dasar. Tapi sejujurnya dia lebih senang jika hanya duduk di depan laptop sambil mengetik, mengarang cerita, tentunya ditemani banyak makanan ringan. 

  Dua jam pelajaran kali ini hanya dipakai untuk berdiskusi dan membagikan barang-barang yang dibutuhkan nanti. Sisanya, anak-anak hanya berkeliling dan berbincang dengan teman-temannya. 

  Pelajaran selanjutnya adalah sosiologi, Pak Ardi masuk sambil membawa laptop di tangannya. Berhubung buku paket belum dibagikan dan kelas Balia sedang menunggu giliran. Pak Ardi menceritakan banyak tentang pelajaran sosiologi. Cara menjelaskannya pun tidak membuat anak-anak mengantuk, justru semua yang mendengar penjelasan Pak Ardi akan antusias menyimak. 

-

  Binar membuka pagar rumah Balia untuk mengambil buku-buku paketnya yang sengaja ia titipkan. 

  Saat ia membuka pintu rumah Balia, ternyata Akbar ingin keluar juga dari rumah itu. Perempuan itu berpapasan langsung dengan orang yang selama ini ia hindari. 

  "Nar!" Akbar memegang pergelangan tangan Binar, tapi orang itu langsung melepaskannya dengan kasar, menatap wajah Akbar tidak suka. 

  Balia yang berada di antara mereka berdua menatapnya dengan bingung, tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. 

  "Di dunia ini, asal Lo tau! Nggak bakalan ada cowok yang jatuh cinta cuma gara-gara baca puisi! Di luaran sana masih banyak cewek yang lebih cantik dari pada gue. Ngerti?!" Lengang, Binar pergi meninggalkan kedua orang itu yang tercenung. Atmosfernya mendadak berubah saat Balia mendengar perkataan Binar. 

Lihat selengkapnya