"Budeee..." Balia berhenti di rumah seseorang untuk membeli gorengan.
"Kayanya bakalan telat nih, gara-gara beli gorengan." Binar mengoceh dari belakang.
"Bude, gorengannya lima ribu." Balia berkata sopan sambil tersenyum ketika wanita paruh baya itu menghampirinya.
"Ehh, baru keliatan si ganteng." Wanita itu tersenyum ketika melihat Balia yang sudah jarang kelihatan. Tangannya memasukkan gorengan yang biasa Balia pesan.
"Jangan nyalahin gorengan deh, Nar! Gorengan nggak salah! Nangis nanti gorengannya kalo di salah-salahin kaya gitu." Balia mengarahkan kaca spionnya pada wajah Binar, ia selalu ingin melihat bagaimana ekspresi perempuan itu saat Balia selalu membuatnya kesal.
Sementara Binar yang mendengar seketika wajahnya berubah menjadi kesal. Balia yang melihatnya tersenyum. Si Bude memberikan pesanan Balia setelah lama mengambil uang kembalian di dalam.
Sepanjang perjalanan Binar dibuat malas dengan kelakuan sok akrab Balia yang selalu menyapa ibu-ibu yang ditemuinya di jalan.
"Sok akrab banget nyapa ibu ibu. Emangnya kenal?" Binar buka suara setelah melewati tiga ibu-ibu yang sudah berhasil Balia sapa. Anehnya ibu-ibu yang Balia sapa terlihat bahagia setelah cowok itu berikan sapaan di tambah senyuman manisnya.
"Jangan salah, Nar. Kenalan ibu-ibu gue banyak."
"Selamat pagi Bu Sitiii... Saya berangkat sekolah dulu, yaaa." Balia berkata sopan sambil tersenyum hangat. Bu Siti yang dipanggil oleh Balia melambaikan tangannya sambil tersenyum juga.
Binar yang melihat kelakuan konyol Balia tersenyum. Entah kenapa sahabatnya yang satu ini selalu membuatnya ingin tertawa, tapi juga kesal karenanya.
"Yang tadi namanya Bu Siti. Punya anak gadis cantik, terus agamanya juga bagus. Trus dia nggak sombong juga, nggak kaya Lo!"
"Biarin sombong. Yang penting hati gue nggak pernah terluka buat orang-orang yang singgah tapi nggak pernah sungguh."
"Kasian. Pakar cinta yang nggak pernah ngerasain jatuh cinta." Balia berkata pelan, sengaja agar Binar tidak mendengar.
"APA!"
"Turun udah sampe!"
Binar segera turun dari jok motor Balia. Suasana di luar sekolah sepi karena di dalam sana sudah menyanyikan lagu wajib 'Indonesia Raya'.
Setelah memarkir motor diluar, Balia duduk-duduk sambil memakan gorengan. "Nar, mau sarapan dulu, nggak? Silent reading sambil di jemur di lapangan butuh tenaga ekstra, loh." Binar yang sudah berada di gerbang sekolah menoleh, kembali menghampiri Balia yang sedang menikmati gorengannya.
Perempuan itu duduk tidak jauh dari Balia. Menatap kosong jalanan yang sepi. Hari ini untuk yang pertama kali Binar terlambat begitu pun dengan Balia. Orang itu malah sedang santai menikmati hidangan sarapannya.