"Selamaaat paagiiii! Alhamdulillah ya kita masih diberikan umur untuk bisa melihat ciptaan Tuhan paling indah." Balia membuka pintu pagarnya, melihat Binar yang sedang berdiri menunggu ojol datang.
"Siapa yang paling indah?" Binar bertanya sambil memasang maskernya.
"Yang barusan nanya siapa? Ya itu jawabannya." Balia tersenyum lebar dan berlari saat melihat ekspresi Binar yang berubah, sepagi ini orang itu sudah jelek sekali mood-nya ditambah Balia yang menyebalkan.
Balia melihat ojol yang Binar pesan sudah datang, orang itu mendekat pada Binar lagi.
"Pak, bawa motornya pelan-pelan ya, Pak. Kalo temen saya godain bapak turunin aja. Soalnya dia lagi deketin saya, masa deketin orang lain juga." Balia tertawa menggoda Binar.
"Baliaaa!!" Binar memekik sebal. Sementara Balia melambaikan tangannya. "Hati-hati yaa. Jangan godain bapaknya. inget! Kamu lagi perjuangin saya."
Balia menoleh saat Pak Yanto sudah menghidupkan mobilnya. Orang itu takut ditinggal lagi. Dan hari ini ia males sekali untuk membawa motornya sendiri.
Orang itu cepat-cepat memakai kaos kaki sebelahnya dan memakai sepatu.
Setelah 'silent reading' selesai, guru sejarah belum juga masuk ke kelas entah karena apa. Anak-anak sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Dari yang bermain game di pojok sana, sampai yang sedang berjualan sepagi ini.
"Guys beli donat dong guysss!!" Ara mempromosikan dagangannya.
Binar sedang asik membaca buku novelnya. Sementara Yunita sedang asik menonton YouTube berkat WiFi yang ada di kelas ini. Sudah dari beberapa bulan yang lalu, Binar selalu minta kata sandi WiFi kelasan untuknya agar bisa membuka apa saja. Tapi ada daya, orang di sampingnya itu terlalu pelit untuk memberikan kata sandinya.
Seketika semua orang yang sedang santai dan Ara yang sedang berjualan pun menutup dagangannya dan kembali duduk di bangkunya masing-masing. Pak Aan datang sambil membawa laptopnya.