B A L I A

Wulansaf
Chapter #34

T I G A P U L U H T I G A

Balia sedang berdiri di balkon depan kelas, menatap siswa-siswi yang sedang berolahraga. Ia tersenyum saat beberapa waktu lalu teman-temannya ikut menyemangati Binar yang sudah kelelahan saat pengambilan nilai lari memutari lapangan. 

  "Nar, Lo hebat banget bisa lari lima puteran lapangan, temen-temen gue aja nggak semuanya sanggup." Aeti duduk di bangku depan kelas Binar saat istirahat pertama. Orang itu habis dari kantin sendirian dan kebiasaan tidak memakai sepatu. 

  "Apa?" 

  "Iya! Bahkan Pak Hendri bilang, 'kalian kalah sama Binar anak IPS 4, badannya kecil tapi dia kuat lari lima puteran. Trus temen-temen gue langsung. 'Tii, temen Lo hebat, gue salut.' trus gue bangga-" 

  "Gue lari dua puteran aja nangis, gimana dia bisa bilang kalo gue mampu lari lima puteran?" Aeti mengangkat bahu. 

  Binar lama terdiam, memikirkan hal ini sampai akhirnya Aeti pergi meninggalkannya. Akhirnya Binar pun masuk ke dalam dan duduk di samping Naya. 

  "Nay, Pak Hendri bilang ke anak kelasan lain kalo gue sanggup lari lima puteran. Padahal kan, gue nggak ngelakuin itu. Gimana, dong?" 

  "Bagus, dong! Pak Hendri lagi ngebangga-banggain Lo di depan semua orang." Naya meraih buku Ola untuk menyalin catatan sosiologinya. 

  "Tapi kan gue nggak ngelakuin itu, Nay! Percuma dong gue di bangga-banggain." Binar menatap Naya dengan cemas. Ah, ia jadi bingung sendiri kenapa Pak Hendri melakukan hal ini. 

  Sementara di depan sana Balia masih berdiri memperhatikan seseorang yang sedang pull-up. Kemarin ia menyaksikan sendiri saat Binar pull up dan teman-temannya ikut mengerubungi Binar agar satu orang yang menyediakan paha untuk diinjak Binar tidak kelihatan. 

  "Aduh...sakit..." Binar mengaduh saat ia tidak kuat, ingin melepaskan tangannya dari gagang besi yang licin itu. 

  "Aduh Nar... Sakit, ya? Sabar... Sebentar lagi waktunya selesai." Nisya mondar-mandir sekaligus cemas melihat Binar yang kesakitan. 

  Yana menepuk-nepuk pahanya yang kotor karena bekas menahan Binar bergelantungan di atas sana. Binar tersenyum lega saat teman-temannya sudah membantunya sejauh ini bahkan berani membohongi guru olahraga, berkumpul membentuk lingkaran untuk menahan kaki Binar dan menutupi Yana yang bersedia memberikan pahanya untuk menahan kaki Binar agar orang itu tidak kesakitan. 

  Binar ingat, Balia berjanji suatu saat mau mengajaknya untuk berlibur di kapal pesiar bersama dengan keluarganya juga keluarga Balia. Bahkan Papinya Balia bilang, "Nanti kapan-kapan kita liburan di kapal pesiar sama keluarganya Binar. Kamu mau Balia?" 

 Bahkan Binar saat ini sedang tersenyum menatap senja di kapal pesiar, Balia sedang asik memotret senja dengan kamera digitalnya. 

Lihat selengkapnya