Dear, Binarra.
Gue mau ucapin terima kasih untuk Binarra yang selalu ada dalam kehidupan gue. Maaf, ya. Gue itu orangnya jaiiiil banget! Suka bikin Lo kesel, kan? Tapi aslinya Lo sayang, cuma gengsi aja mau bilang.
Nar, Lo tahu, nggak? Walaupun Lo suka dibully di luar kelas, tapi apa Lo tahu? Temen-temen kelasan itu sayaaang banget sama Lo! Doa Lo selama ini diijabah sama Tuhan buat dapet temen paling berharga.
Lo perempuan paling kuat yang udah Tuhan ciptakan. Lo tegar ngadapin semua cobaan maupun hinaan. Lo hebat, Binarra!
Jangan gampang berubah ya, suasana hati Lo. Kan udah nggak ada lagi yang bisa ngubah jadi lebih baik, cuma gue doang, kan? Ngaku, nggak!
Nar, gue jatuh cinta sejak dulu sama Lo. Gue selalu tunggu Lo bales ucapan selamat pagi gue tapi kayaknya itu nggak mungkin.
Setiap gue bilang, waktu, bulan dan hari ucapan selamat pagi gue. Sejak saat itu dan udah selama itu gue jatuh cinta.
Nar, gue mau bilang suatu hal yang harus Lo tahu. Gue nggak punya maksud apa-apa untuk jadi penipu. Gue cuma pengen deket sama Lo karena gue udah nggak tahu gimana cara buat deket dan bisa buat denger curhatan Lo selama ini. Jadi gue putuskan untuk nyamar jadi Aksa.
Orang yang selama ini tulisannya selalu Lo suka, kan? Bahkan Lo juga jatuh cinta sama tulisannya Aksa. Aksa itu gue, Nar. Gue yang tulis semua puisi buat, Lo. Gue yang selalu bilang kalo gue nggak suka sastra tapi pada kenyataannya gue paling cinta dan tenggelam dalam tulisan.
Kita sama-sama suka sastra, cuma gue aja nggak pernah ngaku. Kita juga suka kolaborasi puisi. Inget, kan?
Nar, gue cuma pengen jadi satu-satunya orang yang bisa dengerin curhatan Lo tanpa harus ada orang kedua. Dan gue berhasil ngelakuin itu.
Cerita kita sengaja diakhiri, padahal gue tahu akhirnya Lo akan pergi dan benci gue.
Gue baca curhatan Lo tentang kehilangan gue, Nar. Sebelum gue mutusin untuk mengakhiri semuanya.
Gue yang taro handphone itu di sebelah bantal dan suruh Lo buat ambil jaketnya. Biar Lo tahu kalo Aksa itu gue.
Sebab gue pun udah nggak punya alasan apa-apa lagi untuk bertahan. Gue udah nggak bisa nunggu seseorang yang enggan membuka pintu. Jadi gue putuskan, untuk mengakhiri cerita kita yang bahkan belum dimulai. Walaupun gue tahu Lo pasti pergi.
Satu yang menjadi keyakinan gue selama ini. Apabila kita memang berjodoh, sejauh apapun Lo pergi pasti kita akan disatukan kembali.
Lagian gue nggak perlu cemas, gue tahu gue selalu terselip dalam doa-doa Lo. Biar kita selalu bersama dan kita nggak akan berpisah. Lo selalu doa, 'jaga Balia agar hamba bisa terus bersama dengannya.'