•Tak disangka, selama ini kita selalu bertemu tanpa sadar.•
***
Setelah satu minggu mencari info tentang laki-laki berjaket biru tua itu, akhirnya Lala mendapatkan info sekaligus nomornya. Ternyata laki-laki itu selama ini satu organisasi dengan Lala, tanpa disadari Lala pernah sesekali bertemu dengannya sebelumnya.
"Gue seneng banget, gak sia-sia gue stalking tuh cowok." Ucap Lala antusias.
Lala memainkan ponselnya sambil senyum-senyum sendiri dikamarnya. Dirinya sudah mengirim pesan pada laki-laki itu dan berharap akan segera mendapat jawabannya.
"Bintang Rafiza Widyaguna, nama yang bagus." Gumamnya sesekali tersenyum.
"Sumpah deg-degan banget gue." Lala memegangu dadanya yang berdetak lebih cepat.
Ponsel Lala bergetar, pertanda pesan masuk. Mata dengan bola mata hitam gadis itu membulat seketika, tak sangka sang-pengirim pesan adalah orang yang sedang ia tunggu.
"Beneran dibales whatsapp gue?" Tanyanya pada dirinya sendiri.
"Anjir anjir!" Gadis berambut itu memekik senang sambil berjingkrak-jingkrak.
"Sumpah, tuh cowok gemesin banget!" Lala terkekeh sambil menatap layar ponselnya.
"Pengen cepet cepet sekolah deh." Lala menidurkan tubuhnya diatas kasur dengan kaki yang menendang-nendang keatas.
Brukk
"WOY! Gue panggil dari tadi, kenapa gak nyaut sih?" Ucap seorang anak laki-laki yang sedang berkacak pinggang.
"Apaan sih?" Tanya Lala ketus.
"Lo disuruh kebawah, cepet, gak usah banyak bacot!" Ucap anak laki-laki itu sambil menutup pintu kamar Lala dengan keras.
"Adik kurang ajar!" Lala mendengus kesal menatap pintu kesangannya.
***
"Minta woy! Dasar cewek." Seorang anak laki-laki terus berteriak kesal kearah gadis yang kini tengah memeletkan lidahnya.
"Gue gak takut sama bocah, maju lo!" Lala mengambil ancang-ancang untuk segera kabur.
"Kalian apa apaan sih? Ribut kok malem-malem."
"Tuh cewek, ngajak berantem." Tunjuknya pada Lala.
"Lala, gak usah ganggu adik kamu." Ucap Vani-mama Lala.
"Si Arga duluan tuh, rebut-rebut makanan orang!"
"Gue cuma minta, pelit banget jadi orang." Sinis Arga-adik Lala.
"Kalian mau bertengkar seperti itu terus? Cepat masuk kamar masing-masing." Perintang Surya-Papa Lala.
Lala mendengus, lalu menatap tajam adiknya.
"Awas lo, perampok makanan!" Gumamnya lalu berjalan menuju kamarnya.
"Dasar cewek pelit!" Cibir Arga kesal.
***
"Selamat pagi." Ucap gadis yang baru saja turun dari anak tangga terakhir.
"Selamat pagi."
Lala tersenyum lebar sambil beberapa kali terkekeh geli. Dirinya tak bisa berhenti tersenyum saat semalaman berbalas chat dengan laki-laki bernama Bintang.
"Lo kenapa? Gila?" Sinis Arga pada kakaknya.
"Apa lo? Ganggu banget!" Jawab Lala ketus sambil memalingkan wajahnya kesal.
"Sudah-sudah. Cepat sarapan dan segera sekolah."
Lala memakan sarapannya dengan sesekali tersenyum. Mungkin beberapa orang berpikir dia adalah gadis gila yang sedang jatuh cinta.