Kulihat ia berdiri di samping pintu masuk sambil menunggu ku mencari tempat parkir karena area parkirannya sudah penuh.
"Ayo," katanya sambil menarik tanganku.
Warungnya terlihat cukup ramai, aku dan Aldi memilih tempat duduk di dekat jendela kaca yang berhadapan dengan jalan raya, katanya supaya bisa melihat kendaraan yang berlalu lalang.
"Hei." Seorang laki-laki menyapa Aldi dengan akrab.
Dari seragam yang di kenakan, sudah jelas bahwa dia adalah seorang barista.
"Loh, beda lagi, Al?" tanyanya ikut mendudukkan dirinya di samping Aldi.
Aku menaikkan sebelah alisku kemudian menatap Aldi untuk meminta penjelasan.
"Hehe, canda ... kamu Salwa, kan? Kenalin aku Kahfi," sapanya dengan ramah.
Aku hanya membalas sapaannya dengan senyuman kecil.
"Oh iya, kalian pesan apa? Aku nggak bisa lama nih, lagi rame soalnya."
"Kayak biasa aja, dua."
Aku dan Aldi menyukai ice latte, tenang, kami berdua memang benar menyukainya, bukan hanya karena salah satunya suka dan satu lainnya ikut-ikutan.
"Emangnya Al kesini sama siapa aja?" tanyaku masih belum yakin dengan jawaban temannya tadi.
"Yang di bilang Kahfi maksud kamu?"
"Iya."
Dia tersenyum kemudian mengacak rambut ku dengan gemas, "Dia itu emang suka becanda."
"Jadi?"
"Iya, aku belum pernah bawa siapapun kesini, kamu yang pertama."
Pipiku pasti sudah memerah, semoga dia tidak menyadarinya. Supaya tidak terlihat sedang salting aku langsung mengalihkan pembicaraan, "Kamu suka nongkrong disini?"
"Iya, hampir tiap hari minggu."
"Pantes aja kamu udah akrab sama baristanya."
"Maksud kamu Kahfi?"
"Iya kenapa?" tanya Kahfi yang ternyata sudah datang dengan membawa sebuah nampan berisi dua ice latte pesanan kami.
"Aku sama Kahfi itu sahabat dari kecil," ucap Aldi menjelaskan.
"Berarti?"
"Iya, kita satu kampung."
"Ini warung punya Kahfi."
"Oh iya?"
"Jangan sungkan kalau mau datang kesini."
Aku kembali menganggukkan kepala dan tersenyum tipis.
Cekrek
"Eh?" Wajah Aldi terlihat terkejut, sama terkejutnya denganku.
"Kamu ngapain?"
"Kelihatan ya flash nya?" tanyanya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kamu fotoin aku?"
"Kalau mau foto tuh bilang." Aku mengambil ponselnya dari genggamannya.
"Al, lihat sini."
Cekrek
***
"Ish, rese banget sih ni cewek."
"Kenapa lagi?"