(B) UTUH

Basmalahku
Chapter #4

4. HTS


Berhubung karena hari ini hari minggu dan kami sudah sepakat untuk jogging, jadi aku bangun lebih awal daripada biasanya.

Kebetulan Eca menginap di rumah ku karena kalau di rumahnya takut tidak bisa bangun lebih awal katanya apalagi hari libur.

Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk bersiap-siap hingga pukul 05.50 kami sampai di tempat yang sudah kami sepakati.

"Udah lama nunggunya?" tanya Aldi yang baru saja muncul 10 menit setelah kami sampai.

Pagi ini dia memakai baju kaos tanpa lengan, celana sport selutut, sepatu sport putih kesayangannya dan tidak lupa topi hitam yang sengaja di pakai terbalik. Pemandangan pagi yang sangat indah sekali.

"Belum nih, langsung aja yuk, ntar keburu panas," sahut Eca.

Kami berlari kurang lebih 30 menit, hingga akhirnya memilih berhenti karena keringat sudah mengalir bahkan membasahi baju kami.

Suasana lapangan sudah mulai ramai, ada yang datang untuk berolahraga juga, ada yang datang untuk sekedar menghirup udara pagi, bahkan ada juga yang datang untuk mengajak anak-anaknya beli jajanan.

Bahkan ada beberapa keluarga yang sudah mulai menggelar tikar untuk sekedar menikmati sarapan di tengah taman kota ini.

Eca terlihat duduk di atas rumput taman yang hijau sambil sesekali mengibaskan tangan untuk mengurangi rasa gerah.

Sementara aku tengah memegangi kaki Aldi yang tengah melakukan sit up.

"Sambil hitung ya, aku bisa nih sampai ratusan," ucapnya dengan sangat percaya diri.

Melihat wajahnya yang sudah memerah karena kecapean membuat ku menahan tawa, "Yakin banget."

"Kamu nggak percaya?"

"Yaudah deh, buktiin aja."

"Kalau sampai 100 gimana?"

"Em ... apa ya?"

"Salwa bakalan kita suruh ajak foto cowo random dan post di instagram," seru Eca yang tiba-tiba muncul di samping ku.

"Ih kok jadi gitu, yang benar aja."

"Setuju!"

Karena yakin Aldi sudah lelah dan tidak mungkin sanggup menyelesaikannya aku akhirnya setuju.

Tapi ternyata dugaan ku salah, aku tidak mengira dia benar-benar menyelesaikannya, berakhir aku yang harus ajak foto orang yang mereka tunjuk sebagai target.

Dengan kesal, akhirnya mau tidak mau aku harus menuruti, lagian siapa suruh tidak percaya.

"Nah, udah ketemu orang nya!" kata Eca dengan semangat.

"Itu cowok yang lagi istirahat."

Eca menunjuk seorang laki-laki yang tengah duduk memunggungi kami.

"Aku gamau!"

"Eh mana boleh gitu, udah janji."

Akhirnya aku dengan kesal beranjak mendekati laki-laki yang mereka maksud.

Aku memperhatikan wajahnya sesaat sebelum akhirnya aku membelalak, ternyata laki-laki yang di maksud Eca adalah laki-laki yang aku temui di warung kopi satu minggu yang lalu, iya dia adalah ...

"Kahfi?"

Lihat selengkapnya