"Jadi kalian beneran jadian?" tanya Eca dengan wajah syoknya.
"Iya, beneran."
"Dia nembak kamu gimana, tuh? Atau ... jangan bilang kamu yang nembak duluan."
"Iya."
"Iya apa? Pilihannya ada dua, dia atau kamu yang nembak?"
"Aku."
Mendengar itu membuat Eca tersedak oleh ludahnya sendiri.
"Eca, Salwa, keluar!"
Suara bariton pak Arga terdengar memenuhi ruangan membuat aku dan Eca tersentak.
"Maaf Pak," jawabku dengan gugup.
Tetapi yang namanya pak Arga tidak akan pernah mengubah keputusannya, berakhir aku dan Eca di hukum berdiri di bawah tiang bendera hingga jam pelajaran guru si paling killer itu berakhir.
"Makanya jam pelajaran tuh belajar, bukan sibuk ngobrol," ledek Aldi terkekeh.
"Gara-gara Eca nih, ngajakin ngobrol terus."
"Syukurin aja kali, Wa. Lagian dihukum juga barengan sama aku."
"Trus kalau sama kamu?"
"Jadi menyenangkan."
"Dih."
"Udah, udah. Kalian debat mulu, nih minum dulu." Aldi memberikan dua cup es teh.
"Kok jadi beliin sama dia juga?" tanyaku melirik Eca sinis.
"Eh itu mata biasa aja ya, lagian walaupun kalian berdua udah pacaran, aku tetap teman kalian juga kali."
"Ih apaan sih."
"Jangan bilang kamu cemburu sama teman sendiri, parah banget sih kalau iya."
"Udah, udah. Kelas yuk," ajak Aldi mengalihkan pembicaraan.
"Tapi aku laper banget, ke kantin dulu aja, yuk!" seru Eca antusias.
Karena kami juga lapar dan jam istirahat masih lama akhirnya kami setuju untuk mengisi perut di kantin terlebih dahulu.
"Nanti pulang sekolah kamu ada rencana kemana, Ca?"
"Ke ...." Eca sengaja menggantung kalimatnya sambil tersenyum tidak jelas.
"Kemana sih?" tanya ku tidak sabaran.
"Ke warung ... Kahfi," ucapnya pelan saat menyebutkan nama Kahfi.
"Kamu tau?"
"Hehe."
Dia hanya nyengir tidak jelas membuat aku dan Aldi saling melempar pandangan.
"Kayaknya kita melewatkan sesuatu deh, Al."
"Iya, nih."
"Ih apaan sih, orang aku cuman minta username instagram dia aja."
"Hah?!"
Aku dan Aldi sama terkejutnya, kami memandang satu sama lain, seperti sedang memikirkan hal yang sama. Ternyata memang sama, iya waktu ...
"Waktu ketemu di taman?" tanya Aldi memastikan.
Eca langsung menatap kami dengan sinis, "Iya, emang kenapa? Memangnya Salwa doang yang bisa deketin cowok duluan, aku juga bisa kali."