"Wahai para prajurit! Hingga tengah malam begini kita tidak kunjung menemukan Raden Wijaya. Sementara, malam ini kita bermalam di sini, esok pagi kita lanjutkan pencarian!" ucap Banyak Widya dengan wajah penuh kekhawatiran.
"Sendiko dawuh, Tuanku Banyak Widya!" ucap para prajurit dengan serentak. Lalu tanpa dikomando mereka langsung membuat perapian dan mencari alas dari dedaunan hutan untuk tempat tidur mereka.
Banyak Widya duduk di bawah pohon sambil berfikir keras untuk mencari cara bagaimana menemukan Raden Wijaya.
Tiba-tiba terdengar gerakan di balik semak-semak di belakangnya, Banyak Widya menoleh lalu sekilas tampak seekor kancil sedang berondok di bawah semak-semak.
Banyak Widya lalu mengambil busur dan anak panahnya. Tak berapa lama melesatlah anak panahnya ke arah kancil tersebut.
Syyuuuutt!
Jjleebb!
Kancil itu langsung terhuyung dan ambruk di bawah semak-semak.
"Prajurit!" teriak Banyak Widya, memanggil salah satu prajurit yang sedang mengelilingi api unggun.
"Dekatilah semak-semak itu, ambillah binatang yang ada didalamnya dan pangganglah di atas bara api itu untuk menjadi santap malam kita di sini." Bergegas prajurit tersebut berlari kecil ke arah semak yang di tunjuk banyak Widya.