BABAD TANAH MAJAPAHIT
Bab 9
Mahesa yang sedari tadi memperhatikan jalannya masih pertarungan Darma Santika bersama Banyak Widya melawan tiga orang dedengkot begal Warok Ireng. Akhirnya ikut melompat dan melesat sambil meraung keras ke arah salah satu dari ketiga dedengkot Warok Ireng.
Lalu ia melancarkan tendangan dan pukulan-pukulan secara beruntun ke salah satu dedengkot begal Warok Ireng hingga membuat salah satu dedengkot Warok Ireng tersebut limbung lalu terpelanting setelah tendangan yang begitu hebatnya mendarat di dadanya. Namun ternyata ia kembali bangkit dan berdiri dengan pongahnya menantang Mahesa
Kini mereka pun bertarung tanding satu lawan satu menghadapi ketiga pimpinan kelompok begal tersebut. Dengan ilmu kanuragan yang dimiliki Darma Santika, Banyak Widya, dan Mahesa mereka melancarkan serangan demi serangan dengan jurus-jurus ilmu kanuragan masing-masing, akhirnya lambat laun sat persatu mampu memukul mundur ketiga dedengkot begal Warok Ireng tersebut
Darma Santika lalu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Demi melihat lawan yang ada di depannya mulai limbung dan terhuyung-huyung melangkah mundur.
Maka dengan cekatan Darma Santika mencabut keris dari warangkanya lalu melompat dan bersalto di udara kemudian mendaratkan kakinya persis dihadapan lawanya.
Kemudian diayunkannya keris yang ada di tangan kanannya lalu diarahkan langsung ke jantung lawannya.
Jjlleebbb!!!
Masuklah kerisnya menusuk jantung salah satu dedengkot begal Warok Ireng tersebut. Suara nafasnya mengorok seperti seperti kerbau di sembelih. Tak lama berselang robohlah tubuh begal tersebut ke tanah dengan darah mengucur deras dari dadanya.
Bbuugg!!
Ambruklah tubuh gempal dedengkot begal Warok Ireng tersebut jatuh ke bumi dengan tubuh bersimbah darah segar.
Melihat rekannya tewas, dua orang dedengkot begal Warok Ireng lainnya melangkah mundur sambil berteriak memanggil seluruh anak buahnya yang sedari tadi memang sudah mengepung arena pertarungan tersebut.
Melihat hal tersebut, Darma Santika memasukkan keris kedalam warangkanya. Kemudian bersalto kebelakang di mana Raden Wijaya berdiri siap siaga jika mendapat serangan tiba-tiba.
Di susul Banyak Widya dan Mahesa ikut melompat kearah Raden Wijaya.
Seketika itu juga Raden Wijaya, Banyak Widya, Darma Santika dan Mahesa terkepung di tengah-tengah kawanan begal yang berjumlah kurang lebih lima belas orang.