Aisyah menyuruh Sofi untuk membereskan sisa Yoghurt itu. Kali ini Firman dan Aisyah tidak terlalu kaku, meski sedang kedatangan tuan pemilik Villa. Tuan Edgar lebih lentur jika dibandingkan dengan Bu Dameria.
Firman membawa apa saja yang ada didalam bagasi mobil tuan Edgar. Aisyah masuk kedalam villa memastikan bahwa tidak ada yang kotor.
“Kau bisa membantuku?” pinta Firman, yang kini nampak kewalahan membawa frame yang sudah dilapisi kain kanvas. Tuan Edgar yang kini mengenakan kemeja putih dan celaa berwarna abu misty itu beristirahat di kamar.
Dia meminta Firman untuk membeli daging sapi dan pelbagai bumbu. Sementara, setelah sampai di dalam villa, Tuan Edgar langsung tidur pulas.
*
Terang bulan, udara yang dingin, aroma barbeque melengkapi malam ini. Firman beranjak ke rumah jagaan villa, membawa makanan untuk Sofi.
“Mau kemana?” tanya tuan Edgar dengan logat Prancis yang kental terdengar.
“Aku mau menemui adiku tuan,”
“Suruhlah adikmu kemari. Ajak dia kesini.”
“Terimakasih Tuan.”
Lalu akhirnya Sofi bergabung. Keadaanya seperti terbalik, tuan villa itu melumuri setiap potongan daging tersebut lalu membakarnya. Dia membakar setiap daging Barbeque lalu dia sajikan untuk penjaga villa.
Tuan pemilik villa sangat menghayati pekerjaannya. Ketika dia membakar setiap daging, dia terus menerus menatapi bakaran itu. Dia sangat menyenangi hal itu, sepertinya dia mulai terhanyut dalam dunianya sendiri. Kami menikmati daging dengan segelas kola.
Lalu Aisyah dibantu Sofi membersihkan dan mencuci semua peralatan makan yang digunakan tadi. Setelah selesai melakukan tugas, mereka menyiapkan diri untuk tidur. Firman tidur di ruang tengah sementara Sofi tidur dengan Aisyah.
“Tek, tek tek," Firman langsung bangun dengan mata yang menahan kantuk itu dia membuka pintu.