“Siap bu. Saya berangkat dulu ya bu. Assalamualaikum.” Sofiyah berpamitan setelah sebelumnya bersalaman dengan Ibu siti sang wali kelas.
Sofi tersenyum pada pak Satpam lalu keluar dari gerbang sekolah.
“Sofi!” teriak pak Satpam
Sofi menghentikan langkahnya lalu memalingkan wajahnya. Lalu ia melihat bu Siti berlari ke arahnya.
“Ada apa bu?”
“Ini ongkos buatmu,”
“Oh tidak usah bu,”
“Eh tidak apa-apa, bawa ini,”
“Tapi bu, ini kebanyakan,”
“Sudah bawa saja.”
Lalu Sofi melanjutkan perjalanannya.
Sebuah plastik sampah terbawa angin. Ringkih.Sesampainya di sana, Sofi mengetuk rumah Tiara. Namun tak kunjung ada satupun orang yang menjawab.
Tanaman di depan rumah itu nampak kehausan, sementara lantai di depan teras ini seperti tidak pernah disapu.
Sofi membeli minuman jeruk ke warung yang lokasinya tidak jauh dari rumah Tiara. Setelah meneguk segarnya air jeruk yang telah meluncur pada kerongkongannya dia kembali ke rumah Tiara.
Dia kembali mengetuk pintu
“Assalamualaikum." Sofi mengucap salam.
“Aaaah?!!” tiba-tiba ada yang menjambak rambut Sofi. Sofi masih kaget, belum sempat Sofi melerai dan mencoba merusmukan apa yang sedang terjadi tiba-tiba satu tonjokan mendarat pada wajah Sofiyah.
“Ampun bu! Ada apa?” teriak Sofiyah.