Blair cukup sibuk dalam beberapa hari ini. Dia harus mencari referensi di perpustakaan, juga menyusun semuanya dengan sangat rapi. Paginya, ia akan berangkat untuk kuliah seperti biasanya. Siang ke rumah sakit untuk mengunjungi Baby Nord. Dan kini ia harus merepotkan dosennya untuk datang menjemputnya di rumah sakit.
“Padahal gak usah jemput loh, Pak,” kata Blair tak enak.
“Gapapa. Kebetulan saya juga baru selesai ngajar. Lagian saya baru punya waktu di sore hari.”
Ed menyetir mobil dengan kecepatan tinggi. Sebelum menjemput Blair di rumah sakit, ia lebih dulu ke supermarket untuk membeli camilan dan beberapa bahan makanan yang kebetulan sudah habis di rumah. Sekitar lima belas menit, mereka sampai di basemant. Mereka hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk sampai apartemen.
“Silakan masuk,” ucap Ed setelah menempelkan kartu akses.
Blair masuk dengan mata yang terus menatap sekeliling. Ed meminta Blair untuk langsung menuju ruang televisi dan menyalakan laptop. Ed kembali dengan membawa dua gelas orange juice dan beberapa camilan di atas nampan. Bibirnya tersenyum ketika melihat Blair telah sibuk dengan layar laptopnya.
“Minum dulu,” kata Ed mempersilahkan.
Blair menoleh, “Ah, terima kasih, Pak. Oh ya, Pak, ini sudah saya susun, Bapak bisa cek lebih dulu... nanti saya akan perbaiki lagi.”
Ed mengambil alih laptop di atas meja. Selama menunggunya mengecek, ia meminta Blair untuk minum dan makan camilan. Lembaran word sebanyak dua belas itu dibacanya, dan tangannya ikut memainkan keyboard laptop dengan gerakan teratur.
“Saya sudah cek, ada sedikit typo, tapi saya sudah koreksi tadi. Saya rasa cukup bagus, tata tulisan kamu juga bagus, dan pemahaman kamu tentang bisnis juga kelihatannya cukup luas.”
Blair mengangguk, “Terima kasih, Pak. Apa kita bisa mengirimnya sekarang?” tanya Blair.
Ed menggeleng, “Belum. Kita butuh dokumentasi objek penelitian,”
“Iya, maaf saya lupa, Pak.”
Ed kembali menggeleng, “Besok kamu ada kuliah?” tanyanya.
“Kebetulan kosong, Pak.”
Ed mengangguk, “Kalau begitu, kita lakukan dokumentasi objek besok. Baru siangnya kita ke rumah sakit.”
“Baik, Pak.”
Ed mengambil buah apel, mengupasnya dengan rapi. Lalu, ia memberikannya kepada Blair. “Makanlah, saya kupas buat kamu,”
“Hah?”
“Makan saja tanpa bertanya,”