Ed membubuhi tanda tangan di atas kertas putih lengkap dengan ketika rapi yang berisi proposal untuk project kampus. Kalau ia melakukan acc proposal tersebut, sudah jelas Blair akan mengetahui segala rahasianya.
Suara ketukan pintu terdengar. Salah satu mahasiswa nya masuk sambil membawa map berukuran sedang. “Saya mau bimbingan skripsi, Pak,” katanya.
Ed melirik jam di pergelangan tangannya. Lalu sedikit mendesah, “Kalau besok bisa? Kebetulan saya ada keperluan mendadak.”
Mahasiswa itu mendadak kecewa. “Ini dua kalinya Bapak menjadwalkan ulang bimbingan. Saya ingin cepat lulus, Pak.”
Ed menganguk, “Tapi, saya tidak punya banyak waktu. Kita bahas sekilas ya, nanti sisanya saya kirim via email.”
“Baik, Pak.”
Ed mengetikan pesan untuk Blair yang memintanya untuk menunggu sekitar lima belas menit di parkiran, karena ia harus membimbing salah satu mahasiswa nya.
Blair Adijaya
Blair, saya agak sedikit terlambat.
Tunggu saya di parkiran,
Atau kamu bisa langsung masuk ke mobil supaya tidak kepanasan.
Sekitar lima belas menit lagi saya selesai.
Iya, Pak
Ed mulai mendengarkan rincian skripsi yang anak bimbingannya kerjakan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan yang harus ia jawab saat itu juga. Karena itu adalah pengetahuan mendasar yang harus dimiliki ketika membuat skripsi. Proses bimbingan ternyata menghabiskan waktu lebih dari lima belas menit, mungkin setengah jam lebih.
Ketika mahasiswa nya itu pergi, ia langsung meraih tas nya dan berjalan cepat menuju parkiran. Untungnya, Blair masih ada disana—dalam mobil dengan posisi mobil yang sama sekali tidak dikunci.
“Hei...” katanya sambil mengelus pipi Blair.
“Pak Ed? Udah selesai? Maaf, saya tadi ketiduran selama nunggu Bapak.”
“Maaf ya, tadi lumayan lama,”
Blair tersenyum, “Tidak apa-apa, Pak.”
Ed masuk ke mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan halaman parkir. Selama di perjalanan, keduanya terdiam dan sama-sama berada di pikiran mereka sendiri. Alunan suara penyiar radio menemani mereka di sepanjang perjalanan. Sesekali Blair menoleh ke luar jendela, memperhatikan beberapa orang yang berlalu lalang.
Ed yang duduk di kemudi terus melirik Blair yang duduk di sampingnya. Bibirnya terangkat sedikit, tapi ia kembali fokus menatap jalanan yang terasa lenggang. Karena itu, mobilnya melesat cepat hingga sampai ke rumah.
Selesai mematikan mesin mobil, Blair melepaskan seatbelt dan hendak keluar dari mobil.