Blair berlarian masuk ke dalam apartemen dengan terburu-buru. Bu Rein bahkan sampai keheranan melihat tingkah panik gadis itu. Didekatinya adennya itu, niat hati ingin bertanya akan sikap pacar pria itu, tapi hanya tawa yang ia dapatkan.
“Den Bagus kenapa?” tanya Bu Rein.
Ed menoleh sambil melamabaikan tangan. “Gak ada apa-apa, Bu,”
“Masa sih? Tapi kok ketawa gitu?” tanyanya lagi penasaran.
“Oh, saya habis kesel! Masa tadi temen di kampus ada yang terang-terangan bilang suka ke Blair, mana sengaja lagi buat saya cemburu! Ya udah, saya bilang saja kalau Baby Nord kangen sama Blair.”
“Oalah, Den Bagus tuh jail sekali,”
“Habis saya kesal, Bi. Gak suka saja kalau dia dekat-dekat sama Blair.”
Bu Rein tertawa. Sudah lama ia mengenal pria dewasa itu, tapi baru kali ini ia melihat sifat kekanakannya hanya karena seorang perempuan.
“Kalau Den Bagus cemburu, tinggal bilang saja sama Non Blair,” saran Bu Rein.
Ed menggeleng layaknya anak kecil, “Gak bisa, Bu. Blair pasti bisa menjawabnya, paling juga dia bilang kalau orang itu adalah dosennya.”
“Sana samperin Non Blair di kamar! Sepertinya dia sedang main dengan Baby Nord.”
Ed melangkah masuk ke kamar Blair. Dan benar saja, gadis itu sedang mengajak bayi mungil itu bermain hingga keduanya saling tertawa. Dada Ed menghangat, lalu kakinya mantap mendekat kepada keduanya.
“Halo anak ayah,” panggilnya, tak lupa ia memberikan kecupan di pipi gembul Nord.
“Halo ayah,” balas Blair sengaja menirukan suara bayi.
Ed tersenyum. Tangannya mengusap lembut rambut panjang milik Blair dengan mata yang tak bisa lepas dari wajah manis nan anggun milik gadis itu.
“Suka ya main sama Bunda?” tanya Ed.
“Iya ayah, soalnya Baby kangen sama Bunda.”
Ed tertawa, “Oh ya? Tapi, Baby Nord kangen gak sama ayah?” tanyanya.
Keduanya terdiam. Blair bahkan sudah tidak lagi mencubiti perut Baby Nord. Sedangkan Ed tetap mengusap tubuh mungil Baby Nord yang terus saja tertawa kecil. Pria itu menoleh dan menemukan Blair terdiam cukup lama, sengaja ia mendekat dan mengecup pipi itu lumayan lama.
“Pak,” peringatnya tak suka.
Blair hendak meninggalkan Ed dan Baby Nord disana, tapi pria itu menahan tangannya dan memintanya untuk tetap berada disana.
“Sini aja!” pintanya.