Baby Without Parent

C R KHAN
Chapter #10

Terbongkar

Kanza melirik gadis di sampingnya yang sejak tadi sibuk memainkan pena di tangannya. Mereka sudah menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk discuss mengenai publikasi ilmiah yang merupakan hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa.

“Blair, kira-kira kita bisa selesai kapan ya?” tanya Kanza sambil berdehem.

“Hah? Secepatnya, Pak. Kalau saya lihat sih datanya sudah lengkap, ya tinggal pengecekan ulang saja, siapa tahu ada yang kurang.”

Kanza menganguk, “Kamu kenapa, Blair? Apa Ed melakukan sesuatu padamu?” tanyanya.

“Tidak, Pak. Saya hanya sedang banyak pikiran.”

“Oh ya, Baby Nord baik-baik saja kan?”

Blair menganguk, “Dia baik-baik saja,”

“Blair, saya gak ngerti apa yang terjadi diantara kamu dan Ed, tapi saya penasaran proses kalian bisa pacaran. Yah, Ed yang kita tahu kan gak pernah pacaran selama ini.”

“Saya juga tidak tahu, Pak,”

Kanza terkikik geli, “Kamu itu memang terlalu polos apa gimana sih? Untung kamu udah jadi pacar Si Ed, kalau enggak... saya yang maju duluan.”

“Hah?”

“Udah mending kamu pulang sekarang. Saya takut dilihatin terus sama pacar kamu yang posesif itu, buat saya merinding.”

Blair menoleh. Di depan pintu, sudah ada Ed yang berdiri sambil bersedekap. Dan benar apa kata Kanza kalau pria itu kini sedang menatapnya dengan posesif.

“Ayo pulang!” ajaknya.

Blair diam saja, dan ia hanya berjalan melewati Ed begitu saja. Di sepanjang koridor, ada beberapa pasang mata yang melihat interaksi keduanya—berjalan dengan jarak yang membentang, begitu pula dengan ekspresi Ed yang kesal luar biasa.

“Sayang,” panggilnya.

Blair terdiam, tapi kembali melanjutkan langkahnya.

“Blair, masuk ke mobil sekarang!” titahnya.

^_^

Ed menghentikan laju mobil tepat di depan gedung pencakar langit di hadapannya. Dari dalam mobil ia dapat melihat beberapa karyawan yang sibuk lalu lalang di sekitar lobi.

“Selamat siang, Pak,” sapa petugas keamanan yang ia lewati padanya.

Ed hanya menganguk sopan, lalu melangkah dengan mantap. Di depan lift khusus eksekutif, ia disapa oleh beberapa karyawan yang hendak menggunakan lift di sebelahnya.

“Siang, Pak,” sapanya.

“Siang,” balasnya.

Selama di dalam lift, ia mencoba menghubungi Blair. “Halo Sayang, kamu masih di kantor?” tanyanya.

“Jangan pakai sebutan itu lagi! Saya itu bukan pacar Bapak!” sambar Blair.

Lihat selengkapnya