Ed menyetir mobil dalam kecepatan sedang. Ia bekerjasama dengan maps yang diberikan oleh Blair. Sedangkan gadisnya kini sedang tertidur di kursi sampingnya.
Sebenarnya, ia ingin sekali membangunkan pacarnya untuk menghabiskan waktu selama di perjalanan. Tapi, ia cukup paham bila pacarnya itu lelah dengan segala tugas kampus dan pekerjaannya.
Untungnya, tubuh mungil itu mengeliat tak lama setelahnya. Gadis berbulu mata lentik itu mengerjapkan sepasang matanya dengan gerakan yang amat lucu. Ed yang melihatnya dari samping, tak kuasa menahan tawa.
“Saya ketiduran ya? Maaf,” lirih gadis itu tak enak.
Ed menggeleng dengan sisa tawanya. “Gapapa, Sayang. Saya tahu kok kamu butuh istirahat. Lagipula, ini bukan yang pertama kok. Waktu kita ke rumah Mama dan Papa, kamu juga tidur kan?” katanya membuat wajah Blair semakin murung.
“Mas Ed!”
“Iya serius gapapa, Sayang. Saya suka kok lihat kamu tidur gitu, ya bentar lagi kan saya juga lihat kamu tidur setiap hari.”
Pipi gadis itu bersemu merah. Dia lantas sengaja menutupi pipinya dengan rambutnya yang panjang. Dan Ed kembali tertawa melihat tingkah lucu itu.
Suara maps yang memberitahu bila sudah berada di lokasi, membuat Ed menghentikan mobilnya. Matanya mengerjap ke kanan dan kiri, entah arahan maps nya yang tidak benar atau dirinya yang salah arahan, tapi ia benar-benar tidak meliha satu pun rumah disana.
“Rumah kamu di kebun?” tanyanya.
Blair menunduk beberapa menit, lalu ia menatap wajah tampan kekasihnya dengan tatapan bersalah.
“Ini alasan saya gak mau ke rumah,” katanya lirih.
“Saya gapapa kok.”
Terdengar helaan napas dari bibir tipis itu. “Kita harus turun dan melewati kebun ini. Yah, rumah saya ada di belakangnya, jadi mobil harus di parkir disini, karena tidak bisa masuk.”
Ed tertawa, “Oohhh. Saya hampir saja pikir kalau rumah kamu di dunia lain, makanya kamu gak mau kasih tahu alamat rumah kamu.”
“Mas Ed,”
Keduanya keluar dari mobil dari dua sisi bersamaan. Sebelum melewati kebun, Blair lebih dulu mendekat ke arah seorang kakek yang duduk di balai, tak jauh dari sana. Ed hanya menunggu dari jauh, lalu tak lama gadis itu kembali lagi.
“Kamu gak lupa sama rumah sendiri kan?” tanya Ed.